test

Kesehatan

Senin, 11 November 2019 07:01 WIB

Fase Tidur yang Mendalam Jadi Pereda Alami dari Timbulnya Kecemasan, Benarkah?

Editor: Ferro Maulana

Fase tidur yang mendalam “deep sleep” (Foto: PMJ News).

PMJ - Studi baru menunjukkan bahwa fase tidur yang mendalam “deep sleep” adalah pereda alami dari kecemasan hingga 30%. Hal tersebut diungkapkan dari sebuah studi yang muncul dalam jurnal Nature Human BehaviourTrusted Source.

Matthew Walker, seorang profesor ilmu saraf dan psikologi di University of California (UC), Berkeley, meneliti efek dari berbagai tahap tidur terhadap tingkat kecemasan pada 18 partisipannya.

Para ilmuwan secara rutin membagi tidur menjadi dua kategori besar - gerak mata cepat (REM) dan tidur non-REM - dan empat subtasi. Dua tahap pertama dari tidur non-REM adalah periode tidur ringan di mana tubuh menyesuaikan dari bangun ke istirahat.

Selain itu, penelitian ini menemukan bahwa tingkat kecemasan anjlok setelah tidur malam penuh dan bahwa pengurangan ini bahkan lebih signifikan pada orang yang menghabiskan lebih banyak waktu dalam tahap tidur yang dalam, gelombang lambat, non-REM.

Menurut National Institutes of Health (NIH), tahap ketiga dari non-REM sleep adalah “deep restorative sleep” atau tidur nyenyak yang kita butuhkan untuk merasa terisi kembali di pagi hari.

Penemuan para peneliti tersebut mengkaitkan adanya hingga 30% penurunan kecemasan partisipannya yang telah melakukan tidur nyennyak “deep sleep”.

Secara definisinya, deep sleep sendiri membuat kita benar-benar melepas tubuh kita dari stress dengan keadaan sekitar. Maka dari itu, beberapa hal perlu dipersiapkan untuk dapat tidur secara nyenyak tersebut.

Beberapa persiapan yang dapat dilakukan oleh partisipan yang ingin merasakan deep sleep contohnya adalah mematikan lampu atau menggunakan penutup mata dan meminimalisir suara di sekitar kita. (DEW/ FER)

BERITA TERKAIT