test

Kesehatan

Selasa, 27 Oktober 2020 10:02 WIB

Studi: Polusi Udara Bisa Tingkatkan Depresi

Editor: Hadi Ismanto

Dampak polusi udara disebut memiliki kaitan dengan peningkatan depresi dan kecemasan. (Foto: PMJ News/Ilustrasi/Hdi)

PMJ - Dampak polusi udara disebut memiliki kaitan dengan peningkatan depresi dan kecemasan. Setidaknya hal itu terungkap dari penelitian awal pada dampak polusi udara terhadap orang dewasa di Inggris.

Para peneliti menemukan peningkatan hirupan nitrogendioksida yang sebagian besar diproduksi kendaraan diesel, meningkatkan risiko gangguan mental umum sebesar 39 persen.

Sementara untuk polusi partikel kecil, yang berasal dari pembakaran bahan bakar, serta rem dan debu ban, risikonya meningkat sebesar 18 persen.

Para ilmuwan juga menemukan orang yang tinggal di tempat dengan tingkat polusi yang lebih tinggi memiliki kemungkinan dua kali lebih besar untuk mengalami masalah kesehatan mental daripada mereka yang tinggal di daerah yang paling tidak tercemar.

Seperti dilansir dari laman the Guardian, Selasa (27/10/2020), para peneliti mengakui faktor-faktor lain penting untuk kesehatan mental, seperti genetika dan pengalaman masa kanak-kanak.

Studi ini didasari penelitian lebih dari seribu orang dewasa di London selama lima tahun. Para peneliti optimistis hasil studinya relevan untuk kota besar dan kecil di seluruh dunia.

Di Inggris, hampir setiap daerah perkotaan memiliki tingkat polusi partikel di atas pedoman Organisasi Kesehatan Dunia karena 90 persen orang menghirup udara kotor.

"Polusi udara bukan satu-satunya faktor yang mungkin berdampak pada munculnya gangguan mental, tetapi ini (polusi udara menyebabkan gangguan mental) dapat dicegah," jelas Ioannis Bakolis selaku kepala studi asal King's College London.

Anggota tim penelitian dari Imperial College London Ian Mudway menilai pentingnya memperkenalkan langkah-langkah mengurangi polusi udara sebagai tindakan pencegahan gangguan kejiwaan.

Ia mengatakan tingkat gangguan kesehatan mental diketahui lebih tinggi di daerah perkotaan, dengan salah satu penyebabnya kekurangan ruang terbuka hijau.

"Tetapi hal yang menakjubkan dari studi ini adalah ketika Anda mengontrol semua fitur lain dari lingkungan perkotaan dan faktor sosial ekonomi, pengaruh polusi udara tetap ada. Ini temuan yang sangat kuat," tutur Mudway.

Penelitian terbaru mengaitkan polusi udara dengan peningkatan bunuh diri sekaligus menunjukkan tumbuh di tempat yang tercemar meningkatkan risiko gangguan mental.

Penelitian lain menemukan polusi udara menyebabkan penurunan kecerdasan dan terkait dengan demensia. Sebuah studi global pada 2019 menyimpulkan polusi udara dapat merusak setiap organ di tubuh manusia.(Hdi)

BERITA TERKAIT