Minggu, 1 Agustus 2021 21:02 WIB
Cuaca Gelombang Panas, BMKG Pastikan Fenomena Itu Tak Terjadi di Indonesia
Editor: Ferro Maulana
PMJ NEWS - Berkenaan fenomena cuaca gelombang panas yang terjadi di dunia, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memastikan fenomena itu tidak terjadi di Indonesia.
Pihak Kedeputian Klimatologi BMKG memaparkan Indonesia mempunyai wilayah dan karakteristik dinamika atmosfer yang berbeda dengan wilayah lintang menengah tinggi.
Adapun wilayah Indonesia juga mempunyai karakteristik perubahan cuaca yang cepat.
"Perbedaan karakteristik dinamika atmosfer, maka dapat dikatakan bahwa di wilayah Indonesia tidak terjadi fenomena cuaca yang dikenal dengan gelombang panas tersebut," demikian tulis BMKG dalam siaran persnya, di Jakarta, Minggu (1/8/2021).
Menurut hasil pengamatan BMKG, suhu maksimum pada 30 Juli 2021 tercatat antara 24.0-35.5 derajat celcius.
Suhu maksimum sekitar 24 derajat celcius terjadi di bagian tengah Papua, dan maksimum mencapai 35.5 derajat celcius terjadi di Kalimarau, Berau.
Selanjutnya, kondisi suhu maksimum dengan kisaran tersebut masih berada kondisi normal, dimana perubahan suhu maksimum harian masih dapat terjadi dalam skala waktu harian bergantung pada kondisi cuaca atau awan di suatu wilayah.
Sekarang, berdasarkan siklus tahunan, posisi semu matahari berada di Belahan Bumi Utara (BBU), dimana pada periode Maret sampai September angin timuran yang identik dengan musim kemarau terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia.
"Yang terjadi di wilayah Indonesia adalah kondisi suhu panas harian yang umumnya terjadi di wilayah tropis, yang disebabkan oleh kondisi cuaca cerah pada siang hari dan relatif menguat pada saat posisi semu matahari berada di sekitar ekuatorial," ujar BMKG.
Sementara itu, Gelombang Panas atau dikenal Heatwave hanya terjadi wilayah Amerika Utara seperti British Columbia Kanada.
Suhu cuaca di sana memecahkan rekor 49.6 derajat celcius dan 47.7 derajat celcius di Phoenix Arizona pada Juni 2021.
"Pada Minggu pertama bulan Agustus 2021, sedang berlangsung kejadian gelombang panas di Eropa yang diprediksi bisa mencapai suhu 40 - 45 derajat di wilayah Eropa Selatan," paparnya.
Masih dari penuturannya, fenomena ini biasanya terjadi di wilayah lintang menengah tinggi seperti wilayah Amerika, Eropa dan Australia, dan wilayah yang mempunyai massa daratan yang luas.