test

News

Kamis, 15 Agustus 2019 07:00 WIB

“Perang” Ruang Angkasa Antara Tiongkok dengan Amerika

Editor: Redaksi

Ujicoba teknologi roket oleh Tiongkok. (Foto: Dok Net).
PMJ – Perlombaan ruang angkasa yang sempat terjadi dalam Perang Dingin sekarang kembali terjadi. Perbedaannya, perlombaan kini dilakukan untuk memamerkan kehebatan teknologi roket yang dapat digunakan kembali antara Tiongkok dengan Amerika Serikat. Perusahaan startup LinkSpace di Tiongkok sudah menyelesaikan uji coba ketiganya pada Sabtu (10/08/2019) lalu, yang dimulai lima bulan  pertama kalinya. Peristiwa tersebut menandakan kecepatan Tiongkok dalam melakukan ‘balapan’ untuk menciptakan roket luar angkasa yang dapat digunakan kembali. Sekarang, beberapa perusahaan seperti Blue Origin dan SpaceX di Amerika Serikat serta LinkSpace di Tiongkok tengah dalam proses penciptaan teknologi tersebut, yang dianggap perlombaan kecepatan dari kedua negara. [caption id="attachment_37303" align="aligncenter" width="816"] Ujicoba teknologi roket oleh Tiongkok. (Foto: Dok Net).[/caption] Roket RLV-T5 dari LinkSpace meluncur di gurun provinsi Qinghai Barat pada 10.30 waktu setempat.  CEO Hu Zhenyu (26) menginformasikan kepada laman Reuters, roket tersebut berhasil terbang setinggi 300 meter sebelum kembali ke landasannya setelah 50 detik. Perusahaan tersebut juga dikatakan oleh Hu akan meluncurkan roket generasi selanjutnya RLV-T16 tahun depan yang dapat mencapai ketinggian 150 kilometer. Sekedar informasi, penggunaan roket luar angkasa hingga saat ini hanya dapat digunakan sekali.  Setelah roket mencapai luar atmosfer, kapal pod yang membawa manusia ataupun satelit akan terlepas dari mesin peluncur. Setelah peluncur terlepas dari pod, mesin tersebut biasanya akan dijatuhkan di lautan dan akhirnya tenggelam, tidak dapat digunakan kembali. Apabila peluncur roket luar angkasa dapat digunakan kembali, harga yang digunakan untuk setiap peluncuran juga pasti akan berkurang. (Sumber: Reuters/ DEW/ FER).

BERITA TERKAIT