PMJ NEWS -  Kepolisian Republik Indonesia (Polri) bersama Badan Narkotika Nasional (BNN) menandatangini nota kesepahaman (MoU) mengenai rehabilitasi penyalahgunaan dan pecandu narkoba dengan tujuan untuk menyelamatkan generasi bangsa dan mengurangi jumlah warga binaan di lembaga permasyarakatan (Lapas).

“Kerja sama antara perjanjian atau MoU antara Badan Narkotika Nasional RI dan kepolisian negara republik Indonesia dilanjutkan dengan perjanjian kerja sama khususunya masalah rehabilitasi untuk penyalahguna dan pecandu narkotika oleh Kabareskrim Polri dan deputi rehabilitasi BNN RI,” ujar Kepala BNN RI Komjen Pol Petrus Reinhard Golose kepada wartawan, Selasa (12/7/2022).

Ia menuturkan, rehabilitasi merupakan salah satu upaya untuk mengurangi kapasitas Lapas lantaran hampir 70 persen di kota besar dan 50 persen di daerah berisi warga binaan dengan latar belakang kasus narkoba.

“Kemudian kita ketahui bersama dan saya rasa rekan-rekan juga tahu bahwa jumlah penyalahguna yang masuk dalam lembaga permasyarakatan untuk di kota-kota besar berada di antara angka di atas 70 persen kemudian di daerah-daerah sekitar 50 peren,” paparnya.

Tidak seluruh penyalahguna yang bisa menjalani proses rehabilitasi lantaran ada atura yang mendasari, seperti tidak terlibat dalam jaringan narkoba. Terkait persyaratan tersebut nantinya ada tim assesmen terpadu yang akan mengawasi proses asesmen tersebut.

Tak lupa ia mengimbau kepada orang tua atau keluarga untuk melapor dan menyelamatkan anak atau sanak keluarganya yang menjadi korban penyalahgunaan narkotika dengan menjalani rehabilitasi.

“Saya mengimbau kepada keluarga, orang tua (untuk) lapor dan selamatkan anak anda, selamatkan kelaurga anda dengan direhabilitasi. Jangan takut untuk lapor. Jangan takut direhabilitasi. Karena ini adalah tugas kita bersama untuk menyelematkan generasi bangsa,” tandasnya.