PMJ- Puluhan Karangan bunga dari berbagai elemen masyarakat berbaris menghiasi halaman depan Mapolres Metro Jakarta Barat, pada Jumat (16/11). Karangan bunga tersebut umumnya berisi tentang dukungan terhadap Polri khususnya Polres Metro Jakarta Barat dalam upaya memberantas aksi premanisme yang terjadi di wilayah Jakarta barat pada bebarapa hari yang lalu. Berdasarkan pantauan di lapangan, sebanyak 12 karangan bunga tersebut mendukung kepolisian untuk bergerak cepat menumpas segala tindak kejahatan. Bahkan di salah satu karangan bunga yang ada bertuliskan dari pengirimannya mengenai “Dukungan warga Jakarta barat "mendukung dan mengucapkan terima kasih kepada bapak Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Pol Hengki Haryadi, Sik, Mh, dalam memberantas aksi premanisme". [caption id="attachment_688" align="aligncenter" width="1280"] Polres Jakarta Barat dikirimin banyak bunga dukungan memberantas premanisme. (Foto : Polres Jakbar)[/caption] Dan kiriman bunga dari FKUB Kota Jakarta Barat memberikan karangan bunga bertuliskan, " Memberikan apresiasi atas tindakan tegas polri polres metro jakarta barat dalam aksi memberantas premanisme". Kasubag Humas Polres Metro Jakarta Barat Kompol Purnomo menyampaikan, ini merupakan wujud simpatik dari masyarakat khususnya Polres Metro Jakarta Barat atas upaya kepolisian setempat dalam memberantas aksi premanisme. [caption id="attachment_690" align="aligncenter" width="1280"] Polres Jakbar mendapat dukungan penuh dari masyarakat wilayahnya. (Foto : Polres Jakbar)[/caption] “Kita laksanakan pemberantasan premanisme di Jakarta Barat dan sekitarnya, sebagai bentuk komitmen dan arahan dari Kaplres Jakarta Barat, Kombes Pol Hengki Haryadi Sik, MH dalam menciptakan wilayah nya zero (0) dari premanisme,” tegas Purnomo kepada pmjnews.com. “Dimana dalam beberapa hari yang lalu polres metro jakarta barat menangkap puluhan preman yang menduduki lahan milik orang secara paksa di 2 lokasi berbeda, yaitu di Daan Mogot dan Kalideres, Jakarta Barat. Dimana dalam aksinya para premanisme ini pun ada yang mengaku dari kelompok Hercules yang kerap meminta sejumlah uang secara paksa dilahan tersebut dan mewajibkan kepada penghuni untuk membayar sewa lahan sebesar Rp 500.000,” tambah Purnomo.