test

Kesehatan

Sabtu, 18 Juli 2020 12:39 WIB

Jaga Kesehatan Mental di Masa Pandemi, Begini Saran Pakar Kepribadian

Editor: Hadi Ismanto

Pakar Kesehatan mental dan kepribadian MBTI, Nuniek Tirta (Foto: Instagram/@nuniektirta)

PMJ - Pakar Kesehatan mental dan kepribadian MBTI (Myers-Birggs Type Indicator), Nuniek Tirta berbagi tips cara menjaga kesehatan mental selama pandemi dari perspektif kepribadian.

Hal tersebut disampaikan Nuniek dalam acara talkshow virtual bertajuk "Sehat Mental di Masa Pandemi", yang digelar Rumah Siap Kerja dan berkolaborasi dengan Sandi Uno, pada Jumat (17/7/2020).

Menurut Nuniek, self-awareness akan sangat berguna untuk mengetahui kenapa kita bereaksi terhadap suatu masalah. Melalui pandangannya pula, kepribadian yang berbeda juga akan menghadapi masalah yang berbeda.

"Misalnya pada saat crisis pandemi, introvert akan happy-happy aja. Akan tetapi, jika mereka ekstrovert maka mereka akan stress dan cari cara untuk mengkompensasi kenyamanan mereka seperti kontak temen via phone call sana sini," jelasn Nuniek.

Selain itu, Nuniek meyebut bagaimana personality sesorang dalam dimensi dari MBTI terpengaruh oleh pandemi seperti bagaimana cara seseorang menangkap informasi (Sensing/Intuition), bagaimana seseorang mengambil keputusan (Intuition/Sensing), dan bagaimana mereka menghadapi dunia mereka sendiri (Judging/Perceiving).

"Dengan mempelajari MBTI, kita bisa lebih self-aware tentang kecenderungan, sumber stress yang kita hadapi dan maka dari itu akan lebih mudah untuk kita untuk mengatasi masalah kesehatan mental," tuturnya.

Selain melalui MBTI, menurut pandangan Nunik, ada pula tiga tahap utama yang bisa kita lakukan dalam menghadapi stress yang bersumber krisis selama pandemic.

Pertama, be aware atau sadar akan adanya permasalahan. Langkah kedua adalah accept, yaitu dengan kita sadar dengan adanya permasalahan maka kita harus menerima faktanya secara realistis dan sebisa mungkin hindari denial.

Langkah terakhir dari tahapan preventif terhadap stress, sambung Nuniek, adalah beradaptasi sebagai bentuk penerimaan dari keadaan.

"Misalnya dunia sedang menghadapi pandemi, kita harus terima bahwa kita nggak sebebas dulu lagi dan untuk secara damai menyikapinya, kita butuh cara-cara baru misalnya seperti fokus berkegiatan di rumah atau quality time dengan orang-orang yang kita anggap penting," terangnya.

"Kenali diri kita, aware adapt accept, don’t be too hard on yourself. If you can’t take it anymore, please seek help ke temen, orang terdekat dan konselor. Jangan sampai cerita ke orang yang salah," imbuhnya.()

BERITA TERKAIT