test

Hukrim

Jumat, 29 Maret 2019 12:51 WIB

Saat OTT KPK, Bowo Kabur Meninggalkan Supir & Perempuan di Apartemen

Editor: Redaksi

Kasus korupsi di KPK (Foto: Ilustrasi/ PMJ News/ FIF)
PMJ - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sempat kehilangan jejak anggota Komisi VI DPR dari Fraksi Golkar, Bowo Sidik Pangarso saat melakukan operasi tangkap tangan, pada Rabu (27/3) sore. Bowo didiga kabur saat KPK sudah berada di sebuah apartemen di kawasan Permata Hijau. Namun tim KPK lebih dahulu berhasil menangkap sopir Bowo yang berada di kawasan apartemen sekitar pukul 16.30 WIB. Wakil Ketua KPK Basaria Panjaitan mengatakan kalau pihaknya sudah mengetahui Bowo berada dalam salah satu kamar di apartemen tersebut. "Tim kami sudah tahu yang bersangkutan di kamar berapa," kata Basaria dalam jumpa pers di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (29/3/2019). Lantaran prosedur untuk masuk dalam kawasan apartemen yang cukup sulit membuat Bowo berhasil keluar dari apartemen. "Nah ?waktu itu dimanfaatkan yang bersangkutan untuk keluar dari apartemen," terang Basaria. Selang beberapa jam dari penangkapan sopir Bowo, tim KPK kemudian mengamankan seorang wanita berinisial SD di apartemen tersebut sekitar pukul 20.00 WIB. Namun Basaria tidak menjelaskan apakah perempuan tersebut diamankan di kamar Bowo atau di hanya sekitar kawasan apartemen. Sopir Bowo dan SD kemudian dibawa ke Gedung KPK untuk pemeriksaan lebih lanjut. Bowo sendiri ditangkap di rumahnya sekitar pukul 02.00 WIB, Kamis (28/3). "Dengan teknik tim di lapangan kemudian bisa ditemukan yang bersangkutan di rumahnya," ungkap Basaria. Bowo bersama Marketing Manager PT Humpuss Transportasi Kimia, Asty Winasti dan karyawan PT Inersia, Indung ditetapkan sebagai tersangka suap kerja sama distribusi pupuk PT PILOG dengan PT HTK. Bowo diduga meminta fee kepada PT HTK atas biaya angkut yang diterima sejumlah US$2 per metric ton. Diduga telah terjadi enam kali penerimaan di sejumlah tempat sebesar Rp 221 juta dan US$ 85.130. Uang sekitar Rp 8 miliar dalam pecahan Rp 20 ribu dan Rp 50 ribu itu telah dimasukkan dalam amplop-amplop. Uang tersebut diduga bakal digunakan Bowo untuk 'serangan fajar' di daerah pemilihannya di Jawa Tengah II. (BHR)

BERITA TERKAIT