test

Hukrim

Rabu, 16 Oktober 2019 11:41 WIB

Miris, Terduga Teroris yang Dibekuk Densus 88 Berprofesi Tukang Es Jeruk

Editor: Redaksi

Tim Densus 88 mengamankan teroris JAD dan MIT. (Foto : PMJ/Ilustrasi Fifi).

PMJ – Anggota Densus 88 Antiteror Polri meringkus tiga terduga teroris di wilayah Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Selasa (15/10/2019).

Selain itu, Densus 88 menggrebek terhadap terduga teroris di indekos, Jalan Mangesti, Gang Nakula RT 1/2 Desa Mayang, Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo.

Selanjutnya, di Jalan Tegal Permai, Gang Buntu, Dusun Tegalrejo RT 3/5, Desa Purbayan, Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo.

Pasukan Densus 88 yang di-support Polres Sukoharjo menggeledah dua tempat berbeda itu untuk mengumpulkan sejumlah barang bukti.

Aksi penggedahan dilakukan Densus 88 pertama di indekos kamar No. 5 Desa Mayang Gatak Sukoharjo yang dihuni terduga teroris Syuhada (28) yang merupakan warga Dukuh Krajan 1 RT 01/RW 01 Desa Kalensari, Kecamatan Compreng, Kabupaten Subang.

Lalu, Densus menggeledah indekos Jalan Tegal Permai, Gang Buntu, Dusun Tegalrejo RT 3/5, Desa Purbayan, Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo yang dihuni terduga teroris Abdul Karim (31), warga Kampung Turi RT 4/RW 6 Kelurahan Sriamur, Kecamatan Tambun Utara, Kabupaten Bekasi, dan Jaelani (36), warga RT 2 RW 6 Kelurahan Kluwut Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes Jateng.

Berprofesi Tukang Antar Jemput Anak Sekolah dan Jualan Es Jeruk

Ketua RT 2, RW 5, Tegalharjo, Eri Pujianto, membenarkan warga pendatang yang diciduk di pemukimannya bernama Jailani. Jailani tinggal di tempat kos itu bersama istri beserta tiga anak. Mereka baru dua bulan tinggal di sana.

"Orangnya tertutup, setelah pindah ke sini pun tidak lapor saya dan tidak memberikan fotokopi KTP. Akhirnya saya yang datang ke rumahnya meminta fotokopi KTP. Beberapakali saya undang rapat RT juga tidak mau datang," ungkapnya.

Menurut Eri, pekerjaan Jailani yaitu antar jemput anak-anak sekolah. "Baru tahu kalau dia (Jailani) sudah masuk DPO (Daftar Pencarian Orang) oleh Densus 88," bebernya.

Sedangkan, Ketua RT 1, RW 2, Dukuh Serongan, Sri Widodo (49), juga menilai Abdul Karim tertutup. Abdul Karim adalah warga pendatang yang ditangkap densus. Abdul baru dua bulan tinggal di sana bersama istri dan empat anak.

"Jarang bersosialisasi dengan warga, fotokopi KTP saja tidak dikumpulkan. Baru dua Minggu kemarin saya umumkan agar warga yang kos menyerahkan fotokopi KTP ke saya juga sampai sekarang tidak diserahkan. Malah akhirnya ditangkap Densus 88," ungkapnya.

Usut punya usut, profesi Abdul menjadi penjual es jeruk. "Jadi tidak tahu persis. Tahu-tahu dibawa densus," pungkas Sri. (FER).

BERITA TERKAIT