PMJ NEWS -  Terdakwa Shane Lukas Rotua Pangondian Lumbantoruan mengaku dirinya sempat ingin masuk ke dunia militer sebelum akhirnya terlibat dalam perkara penganiayaan berat terhadap Cristalino David Ozora yang dilakukan oleh Mario Dandy Satriyo.

Hal tersebut disampaikannya di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan ketika dirinya menceritakan kehidupan pribadinya setelah kehilangan ibunya dalam sebuah kecelakaan lalu lintas.

Shane mengatakan dirinya ingin mengangkat nama orang tua dengan berusaha bekerja keras tanpa sepengetahuan orang lain. Termasuk dengan ingin masuk pendidikan militer.

“Makanya pada saat itu saya mau cari cara gimana caranya gua kuliah tapi gak perlu pakai uang,” kata Shane.

“Makanya saya berusaha untuk ikut pendidikan akmil. Saya berlatih tiap pagi, siang, sore lari, push up untuk membentuk fisik saya dan mental saya,” lanjutnya.

Tak hanya itu, Shane juga mengaku sempat mengirim berkas pendaftaran pendidikan militer. Namun akhirnya akibat perkara penganiayaan terhadap David, Shane jadi turut terlibat.

“Kemarin saya malam itu mau naro berkas ke Sub Panda (Panitia Daerah). Cuma kejadian ini terjadi tapi apa boleh buat pak, saya cuma bisa berserah sama Tuhan,” tandasnya.

Dalam kesempatan terpisah, kekasih Shane yakni Melianti Agustina juga turut mengungkapkan bahwa cita-cita Shane yang sempat dibicarakannya ketika mengunjungi Shane di rutan.

“Apakah saudara pernah berkunjung ke rutan atau ke LP (Lembaga Permasyarakatan),” tanya Penasihat hukum terdakwa Shane, Happy Sihombing.

“Pernah,” kata Melianti.

“Dalam kunjungan itu, apakah Shane pernah mengatakan sesuatu umpamanya bahwa dia dengan peristiwa ini tidak bisa lagi melanjutkan sekolah atau apa gitu? Tentu pas kamu besuk pasti ini kangen kangen atau pembicaraan. Apa pembicaraan?,” tanya Happy lagi.

“Ya Shane bilang gak bisa lanjutin cita-citanya,” ucap Melianti.

“Cita-citanya sebagai apa?,” timpal Melianti.

“Akmil,” jawab Melianti.