test

Kesehatan

Rabu, 25 Desember 2019 10:06 WIB

Riset: Minum Kopi Kental Bisa Perbaiki Pola Makan

Editor: Ferro Maulana

Minum kopi kental punya banyak manfaat (Foto: Dok Net)

PMJ - Minum kopi bagi sebagian orang Indonesia sudah menjadi 'tradisi' kongkow bersama teman. Terbukti, saat ini banyak kedai kopi menjamur di berbagai penjuru tanah air. Mulai warung kopi kampung hingga kafe elit yang menjajakan berbagai jenis.

Namun tau kah kamu, mengkonsumsi kopi kental bisa membantu tubuh melawan dampak buruk dari pola makan yang tidak sehat. Khususnya pola makan yang memiliki banyak gula dan banyak lemak.

Seperti dilansir laman Metro.uk, Rabu (25/12/2019), para peneliti yang melakukan riset terhadap tikus, menemukan kafein dapat mengimbangi beberapa efek negatif dari diet obesogenik. Diet ini merupakan pola makan yang serakah dan cenderung menimbun berat badan.

Akan tetapi, binatang itu perlu minum kafein dalam jumlah besar. Artinya jika ingin mendapatkan dampak yang lebih besar, maka diperlukan kopi yang sangat manjur atau lebih menggigit.

Para ilmuwan di University of Illinois menemukan, tikus yang mengonsumsi kafein yang diekstrak dari teh Mate, memperoleh 16 persen lebih sedikit berat badan. Mereka juga 22 persen lebih sedikit menimbun lemak tubuh, dibandingkan tikus yang mengonsumsi teh tanpa kafein.

Teh Mate yang digunakan adalah minuman herbal yang kaya akan phytochemical, flavonoid, dan asam amino. Teh itu dikonsumsi sebagai stimulan oleh orang-orang di negara-negara Amerika Latin bagian tenggara.

Jumlah kafein per porsi dalam teh itu berkisar 65-130 miligram, dibandingkan dengan 30-300 miligram kafein dalam secangkir kopi yang diseduh.

Selama empat minggu, tikus-tikus dalam penelitian itu memakan makanan yang mengandung 40 persen lemak, 45 persen karbohidrat, dan 15 persen protein. Mereka juga mencerna salah satu bentuk kafein dalam jumlah yang setara dengan manusia minum empat cangkir kopi sehari.

Pada akhir periode empat minggu, persentase massa tubuh tanpa lemak dalam berbagai kelompok tikus 'berbeda secara signifikan'. Tikus yang mengonsumsi kafein dari teh, kopi, atau sumber sintetis menghasilkan lebih sedikit lemak tubuh daripada tikus dalam kelompok lain.

"Mempertimbangkan temuan, teh dan kafein dapat dianggap sebagai agen anti-obesitas," kata rekan penulis studi dan direktur divisi ilmu gizi di University of Illinois, Elvira Gonzalez de Mejia.

Hasil penelitian ini, kata dia, dapat ditingkatkan ke manusia untuk memahami peran teh dan kafein sebagai strategi potensial untuk mencegah kelebihan berat badan dan obesitas. Peran teh dan kafein ini juga dapat mencegah gangguan metabolisme selanjutnya yang terkait kondisi ini.

"Konsumsi kafein dari teh mate atau dari sumber lain mengurangi dampak negatif dari diet tinggi lemak, sukrosa tinggi pada komposisi tubuh karena modulasi enzim lipogenik tertentu di jaringan adiposa dan hati,” jelasnya.(Hdi)

BERITA TERKAIT