test

Kesehatan

Kamis, 19 Maret 2020 16:24 WIB

200 Ribu Kasus di Dunia, WHO: Percobaan Vaksin Virus Corona Dimulai

Editor: Ferro Maulana

Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus bersama timnya. (Foto: Dok Net).

PMJ – Lebih dari dua bulan virus corona (Covid-19) menyebar di setiap negara seluruh dunia, percobaan vaksin pertama pun sudah dimulai. Direktur Jenderal Badan Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus menjelaskan pencapaian luar biasa dan mendesak dunia untuk mempertahankan semangat solidaritas yang sama yang telah membantu memerangi penyakit berbahaya Ebola.

Situs resmi PBB (news.un.org), Ghebreyesus memaparkan, beberapa uji coba berskala kecil dari vaksin virus corona dengan metodologi berbeda mungkin tidak memberikan bukti yang diperlukan, namun WHO bersama mitranya tengah mengadakan penelitian untuk membandingkan perawatan yang belum diuji di beberapa negara.

“Studi internasional yang besar ini dirancang untuk menghasilkan data yang kuat yang kami butuhkan untuk menunjukkan perawatan mana yang paling efektif. Kami menyebut studi ini 'Solidarity Trial," urainya melanjutkan, di kota Jenewa, Swiss, Kamis (19/03/2020).

Uji coba ini dilakukan untuk membandingkan vaksin yang sedang dikembangkan dengan vaksin lainnya dan menemukan pengobatan mana yang paling efektif dalam menanggulangi covid-19 yang merebak.

Dua bulan terhitung sangat, mengingat bahwa bulan lalu pejabat WHO memperingatkan bahwa uji coba pertama vaksin COVID-19 diperkirakan tidak lebih cepat dari 3-4 bulan dan peluncurannya ke warga dunia tidak lebih cepat dari 12-18 bulan.

Meski begitu, Ghebreyesus tidak menyebutkan di mana saja uji coba dilakukan. Masih dari keterangannya, untuk menekan dan mengendalikan sebuah epidemi, negara harus melakukan isolasi, menguji, merawat dan melacak sumber penyakit.

Bila tidak, rantai transmisi masih dapat berlanjut pada tingkat rendah dan selanjutnya melonjak ketika kebijakan pembatasan jarak fisik diangkat. Sepekan sejak COVID-19 dinyatakan sebagai pandemi, kasus infeksi terus meningkat, sekitar setengah dari populasi siswa di dunia tidak bersekolah, orang tua bekerja dari jarak jauh jika memungkinkan, perbatasan ditutup dan kehidupan terganggu.

Bahkan parahnya, di seluruh dunia angka kasus virus corona telah melampaui 200.000 kasus dan lebih dari 8.000 kasus kematian. (FER).

BERITA TERKAIT