logo-pmjnews.com

News

Minggu, 11 Juli 2021 14:32 WIB

Kemenkes Pastikan Stok Obat Terapi Covid-19 Banyak, Tapi Jangan Ditimbun!

Editor: Ferro Maulana

Obat-obatan untuk terapi Covid-19. (Foto: Dok Net/ Ilustrasi).
Obat-obatan untuk terapi Covid-19. (Foto: Dok Net/ Ilustrasi).

PMJ NEWS -  Pemerintah melalui Plt Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan(Kemenkes) drg Arianti Anaya mengungkapkan stok obat terapi untuk Covid-19 masih banyak.

Tetapi, diimbau seluruh pihak mulai dari perusahaan produsen hingga penjual tak menahan atau menimbun.

Alasannya, meningkatnya angka kasus Covid-19 diikuti dengan peningkatan kebutuhan terhadap obat-obatan untuk penanganan Covid-19 tersebut.

Adapun Kemenkes terus berupaya menjaga ketersediaan obat, terutama obat terapi Covid-19 agar tidak terjadi kekurangan stok.

Plt Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan drg Arianti Anaya.(Foto: Dok Net)
Plt Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan drg Arianti Anaya.(Foto: Dok Net)

Arianti melanjutkan, terdapat beberapa kendala yang dihadapi, yaitu, pendistribusian obat ke daerah.

Arianti pun meminta industri-industri atau PBF untuk tidak menahan obat-obatan agar masyarakat mudah mendapatkan obat.

“Kita berharap industri-industri tidak menahan obat-obat yang ada di industri maupun PBF sehingga dapat diakses oleh masyarakat secepatnya,” ujarnya dalam siaran pers Kemenkes.

Dirinya menegaskan, Kemenkes juga telah melakukan pengecekan stok obat dan bahwa secara nasional memiliki stok yang cukup.

"Stok yang kita punya ini masih cukup di tengah kasus Covid-19 yang saat ini cukup tinggi dan membutuhkan obat-obatan,” sambungnya.

Sekarang, stok obat terapi Covid-19 cukup banyak. Di antaranya, Oseltamivir kapsul ada 11,6 juta tablet, Favipiravir ada 24,4 juta tablet, Remdesivir 148.891 vial.

"Memang remdesivir ini kelihatannya stok kita ada 148.891. Kita sedang mendorong remdesivir untuk impor dan saat ini remdesivir sudah akan sampai lagi di Indonesia dalam 1 sampai 2 hari ini,” ungkap Arianti.

Selanjutnya, Azythromycin 12,3 juta tablet, Tocilizumab 421 tablet. Tocilizumab hanya digunakan untuk kasus kritis artinya ketersediaan saat ini sudah mencukupi.

Berikutnya, pemerintah juga telah menambah stok Tocilizumab yang dalam 1 sampai 2 hari ke depan stok akan bertambah.

Lalu stok Multivitamin sebanyak 75,9 juta tablet. Semua stok obat tersebut ada di Dinas Kesehatan Provinsi, di Instalasi Farmasi Pusat, di idustri farmasi dan PBF, di rumah sakit, dan juga ada di apotek.

BERITA TERKAIT