test

Kesehatan

Rabu, 6 Mei 2020 10:02 WIB

Terapi Plasma Konvalesen Pasien Covid-19 Masih Perlu Diuji

Editor: Hadi Ismanto

Rapid test atau RT-PCR bisa dilakukan untuk pemeriksaan virus corona (Foto: Dok Net)

PMJ - Dalam sejumlah pengujian, terapi plasma konvalesen untuk pasien Covid-19 dengan gejala berat telah menunjukkan hasil. Kendati begitu, terapi ini masih memerlukan uji klinis dalam skala yang lebih besar.

"Seyogyanya kita akan memerlukan data yang lebih besar yang bisa mencapai secara statistik signifikan dalam uji klinis," ujar dokter ahli hematologi dan onkologi Dr dr Lugyanti Sukrisman SpPD-KHOM dalam diskusi virtual, Selasa (5/5/2020).

Kesimpulan itu didapat setelah melihat data dari penelitian-penelitian terdahulu tentang penggunaan terapi plasma konvalesen kepada pasien sindrom pernapasan akut berat (SARS), Ebola, dan Covid-19 di beberapa negara.

Pengujian yang dilakukan pada 80 pasien SARS di Hong Kong pada 2003 menunjukkan pasien dapat pulang pada hari ke-22 jika diberi plasma konvalesen sebelum hari ke-14 dari masa awal dia sakit.

Pasien yang menerima plasma konvaselen setelah hari ke-14, kata Lugyanti, harus tinggal di rumah sakit lebih lama menurut penelitian. Mereka juga memiliki tingkat mortalitas lebih tinggi.

Penelitian pada pasien Ebola di Guinea memperlihatkan pada umumnya pasien yang menerima plasma konvalesen menunjukkan durasi gejala yang lebih pendek, tetapi ada efek samping mengalami sulit bernapas dan mata merah.

Menurut studi tersebut, transfusi 500 mililiter plasma konvalesen pada 84 pasien Ebola tidak berasosiasi dengan peningkatan tingkat kesembuhan yang signifikan. Penelitian itu juga dilakukan terhadap lima pasien Covid-19 dengan kondisi berat di Shenzhen, China.

Hasilnya menunjukkan ada perbaikan signifikan pada pasien yang diberi plasma konvalesen. Empat pasien yang memerlukan ventilator mekanik tidak lagi membutuhkannya sembilan hari setelah mendapat transfusi plasma.

Lugyanti mengungkapkan, yang bisa disorot dari penelitian itu adalah kemungkinan antibodi dari plasma konvalesen berkontribusi pada pembersihan virus dan perbaikan gejala pasien. Namun, skala penelitian itu masih tergolong kecil berdasarkan jumlah pasien.

"Plasma konvalasen adalah suatu pasif antibodi menunjukkan hasil yang menjanjikan pada kasus SARS-CoV-2 yang berat, tetapi masih dalam jumlah subjek atau pasien yang terbatas," tuturnya.

BERITA TERKAIT