test

News

Rabu, 5 Desember 2018 11:19 WIB

Moeldoko: 154 Personel TNI/ Polri Dikirim ke Papua untuk Pulihkan Keamanan

Editor: Redaksi

Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Drs Idham Azis, SiK, MSi melaksanakan kunjungan kerja ke Mapolres Metro Jakarta Utara. (Foto: PMJ News)
PMJ - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menjelaskan bahwa sebanyak 154 personel gabungan TNI/Polri dikirim ke Papua pasca pembantaian sejumlah pekerja proyek jembatan di distrik Yigi, Nduga, Papua. Tambahan personel itu untuk memulihkan keamanan di tanah Papua. "Masyarakat Papua butuh keamanan dan kenyamanan. Pemerintah berupaya untuk memulihkan keamanan dan kenyamanan di sana," tegas Moeldoko kepada media, di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (05/11/2018). Kemudian, Moeldoko meminta setiap proyek yang dikerjakan di daerah rawan di Papua dijaga aparat keamanan. Hal ini bertujuan agar pengerjaan proyek tidak terganggu. "Pembangunan tetap berjalan perlu dikawal di daerah yang tidak aman. Perusahaan kontraktor atau BUMN perlu pengawalan TNI-Polri agar pembangunan tetap berjalan dengan baik," terang Moeldoko. Moeldoko melanjutkan, pembangunan di Papua tidak boleh berhenti. Hal ini sebagai bentuk perhatian pemerintah untuk pembangunan Papua. "Upaya pemerintah Jokowi untuk segera samakan kondisi pemerataan pembangunan ini tidak kenal situasi. Walaupun kita diganggu, ini kebutuhan besar masyarakat Papua," tutur Moeldoko. Bagi Moeldoko, pembangunan bisa mengubah kerawanan kawasan. Termasuk di lokasi kejadian di Kabupaten Nduga. "Masih merah (rawan), makanya Pak Presiden buka akses, semoga daerah jadi tumbuh, tidak terisolasi. Mudah in-out orang. Kesejahteraan meningkat. Kalau berubah, tingkat keamanan juga berubah," ungkap Moeldoko. Untuk diketahui, sekelompok orang bersenjata membantai para pekerja proyek PT Istaka Karya yang terjadi di Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua. Diduga, sebanyak 31 orang tewas. Saat itu, para pekerja sedang melakukan pembangunan jembatan di Kali Yigi-Kali Aurak, Kabupaten Nduga. Informasi yang diterima dari berbagai sumber, para pekerja pembangunan jembatan itu diduga dibunuh lantaran mengambil foto pada saat perayaan HUT Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka (TPN/OPM) oleh KKB tak jauh dari lokasi kejadian. Saat salah satu pekerja mengambil foto, hal itu kemudian diketahui oleh kelompok KKB. Hal itu membuat mereka marah dan mencari orang yang mengambil foto hingga berimbas kepada pekerja lainnya yang ada di kamp pembangunan jembatan. (FER).

BERITA TERKAIT