PMJ – Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan akan menemui Iran kembali untuk negosiasi kesepakatan nuklir apabila ‘jika keadaan membenarkan’, Senin (26/08/2019) waktu setempat. “Iran bukanlah negara yang sama pada dua setengah tahun lalu ketika saya baru menjadi Presiden,” ungkap Trump di dalam konferensi pers KTT G7. Hari Minggu lalu, pertemuan KTT G7 di Prancis didatangi oleh tamu ‘tak diundang’, yaitu Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif. Presiden Iran Hassan Rouhani juga menegaskan akan menemui siapa saja apabila hal tersebut dapat menguntungkan negara dan masyarakatnya. “Apabila saya yakin bahwa menghadiri sesi atau mengadakan pertemuan dengan seseorang akan membantu mengembangkan negara dan menyelesaikan masalah masyarakat, saya tidak akan ragu untuk melakukannya,” terang Presiden Iran ke-7 tersebut. Sekedar informasi, krisis nuklir Iran kembali terjadi sejak 2015 karena Washington menarik AS dari kesepakatan nuklir Iran. Hal tersebut menempatkan Iran pada krisis ekonomi, di mana AS memblokade jalur ekonomi Iran secara internasional, yang mana Rouhani juga sempat mengancam akan melanggar perjanjian nuklir dengan menumpuk stok uraniumnya kembali. Jika AS dan Iran dapat membuat kesepakatan baru untuk perjanjian nuklir Iran, hal tersebut akan membantu keamanan dunia atas senjata kehancuran paling besar yaitu misil muatan nuklir uranium. (DEW/ FER)