test

Kesehatan

Kamis, 12 Maret 2020 11:45 WIB

Ketahui! Penjelasan WHO Soal Pandemi dan Negara Paling Parah Terpapar Virus Corona

Editor: Ferro Maulana

Penyebaran virus corona. (Foto: Dok Net).

PMJ - Badan Kesehatan Dunia (WHO) menjelaskan virus corona (atau Covid-19) sebagai pandemi, penyakit menular yang menyebar dari satu orang ke orang lainnya di banyak negara pada waktu yang bersamaan.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menegaskan, wabah virus corona saat ini merupakan pandemi setelah sebelumnya dirinya tidak menggunakan kategori tersebut selama beberapa pekan.

"WHO mengawasi wabah ini sepanjang hari penuh dan kami sangat khawatir karena tingginya tingkat penyebaran dan tingkat keseriusan, dan khawatir karena minimnya tindakan yang diambil,” ungkap Ghebreyesus pada Rabu (11/03/2020).

"Karena itu, kami menetapkan bahwa Covid-19 dapat dikategorikan sebagai pandemi," jelasnya lagi.

Kemudian, negara mana saja yang paling terdampak virus corona, yang pertama kali muncul pada Desember 2019 di Tiongkok itu.

Penyebaran virus corona. (Foto: Dok Net).

Berdasarkan data WHO yang dirilis pada Rabu (11/03/2020), virus corona telah menyebar ke 124 negara. Dilaporkan virus tersebut telah menjangkiti 118.326 orang, lebih 80 ribu kasus berada di Tiongkok. Sementara, jumlah kematian di seluruh dunia mencapai 4.292 orang

Ini lima negara yang paling terdampak Covid-19:

Tiongkok

Otoritas Kesehatan Nasional Tiongkok (NHC) menyebutkan pada Kamis menerima laporan 15 kasus baru virus corona dan 11 kematian pada Rabu (11/03/2020).

Keseluruhan kasus yang diumumkan di Tiongkok sudah mencapai 80.793, termasuk 14.831 pasien yang masih dirawat, 62.793 pasien yang telah dipulangkan setelah dinyatakan pulih, dan 3.169 orang yang meninggal dunia karena Covid-19.

Italia

Italia pada Rabu (11/03/2020) memerintahkan semua layanan komersial tutup demi menghadapi virus corona (atau Covid-19).

Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte menyatakan semua toko bakal ditutup. Kecuali supermarket, toko makanan dan apotek. Penutupan juga berlaku untuk bar, restoran dan salon kecantikan.

"Kami akan melihat efek dari upaya besar ini dalam beberapa Minggu," ujarnya, dilansir dari laman Reuters, Kamis (12/03/2020).

Hingga Rabu (11/03/2020), angka kematian di Italia, melonjak menjadi 196 dalam 24 jam menjadi 827. Kasus-kasus yang dikonfirmasi di seluruh Italia naik menjadi 12.462 dari 10.149 sebelumnya.

Iran

Sementara itu, Kementerian Kesehatan dan Pendidikan Medis Iran mengumumkan pada Rabu (11/03/2020), sedikitnya 354 orang sudah meninggal dunia akibat Covid-19.

Sedangkan, sebanyak 9.000 orang terinfeksi virus corona, di mana 2.959 orang dinyatakan pulih, demikian kata kantor berita resmi IRNA melansir pernyataan Kianush Jahanpur Selaku Kepala Hubungan Masyarakat Dan Pusat Informasi Kementerian Iran.

Korea Selatan

Hari ini Kamis (12/03/2020), Otoritas Kesehatan Korea Selatan melaporkan 114 kasus baru virus corona (COVID-19), dan enam kematian akibat penyakit tersebut. Angka itu merupakan penurunan dari 242 kasus yang dilaporkan sehari sebelumnya.

Laporan dari Pusat Kontrol dan Pencegahan Penyakit Korsel tersebut menjadikan total kasus yang diumumkan di negara itu menjadi 7.869 dengan 66 korban meninggal dunia.

Berikutnya, para pejabat masih berusaha melacak sejumlah kasus baru yang dikaitkan dengan sebuah pusat panggilan (call center) di Ibu Kota Seoul.

Prancis

Menteri Kesehatan Olivier Veran Prancis pada Rabu (11/03/2020) malam mengumumkan 2.281 orang terjangkit Covid-19. Jumlah tersebut naik 500 dari sehari sebelumnya. Sedangkan jumlah kematian akibat virus korona di Prancis, sudah mencapai 48 kematian, dan 105 pasien dirawat di rumah sakit dalam perawatan intensif.

Sementara itu, kasus Covid-19 di Indonesia, merujuk data Kemenkes per Rabu, sudah mencapai 34 orang, dan 1 kematian. Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 dr. Ahmad Yurianto mengatakan penambahan kasus baru semuanya imported case dan rata-rata kondisi pasien menunjukkan gejala ringan-sedang.

Kemudian pasien meninggal merupakan kasus 25. Dia adalah wanita berusia 53 tahun warga negara Inggris yang memiliki faktor penyakit pendahulu. (FER)

BERITA TERKAIT