test

Politik

Selasa, 5 November 2019 09:41 WIB

Airlangga Hartanto Jelaskan Alasan Mandeknya RCEP

Editor: Redaksi

Presiden Jokowi di KTT ke-35 ASEAN. (foto: IG @sekretariat.kabinet)

PMJ – Perdagangan bebas 16 negara yang tengah dibuat dalam Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) mendapati batu sandungan. Pasalnya negara penting seperti India belum mencapai kata sepakat terkait.

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa pemerintah China juga menyatakan pentingnya India untuk ikut memfinalisasi RCEP yang disebut-sebut akan menjadi blok perdagangan bebas terbesar.

"Memang kalau kita lihat, RCEP adalah blok terbesar melebihi Uni Eropa (EU). EU itu PDB (total negara anggota) kira-kira US$18 triliun, kalau PDB RCEP itu US$27 triliun, sedangkan TPP (Trans Pacific Partnership) itu US$11 triliun," kata Airlangga dikutip dari laman Setkab, Senin (4/11/2019) kemarin.

Dari sisi volume perdagangan, 16 negara calon anggota RECP mencapai US$11,5 triliun, sedangkan EU US$12,5 dan TPP US$5,8 triliun. "Kalau kita bicara penduduk, RCEP ini 3,6 miliar jiwa jadi tentu jauh lebih besar daripada EU dan PBB. Oleh karena itu, tadi hampir seluruh pemimpin itu mendorong agar perundingan ini bisa difinalisasi," ujar Airlangga.

Pembahasan RCEP sempat dibahas di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke 35 ASEAN di Bangkok, Thailand. RCEP yang melibatkan 10 negara di Asia Tenggara dengan enam mitra perdagangan bebas itu masih menemui masalah 'kritikal'.

"Yang kritikal itu memang India, yang pending itu isu service maupun investment, tetapi sudah ada titik terang," pungkas Airlangga. (BHR)

BERITA TERKAIT