test

News

Rabu, 10 Juni 2020 11:30 WIB

Penuhi Standar WHO, Pemerintah Dorong Ekspor APD Buatan Lokal

Editor: Hadi Ismanto

Baju APD buatan Indonesia lolos standarisasi WHO (Foto: Dok BNPB)

PMJ - Baju APD produksi industri lokal telah memenuhi persyaratan medis standar WHO. Bahkan, beberapa produk dalam negeri itu juga telah lulus uji ISO 16604 standar level tertinggi WHO (premium grade).

Deretan produk dalam negeri ini pun telah diuji kelayakan di Amerika Serikat dan Taiwan. Dengan standarisasi internasional ini, baju APD produksi Indonesia aman digunakan oleh tenaga medis di seluruh dunia.

Pemerintah berencana mendorong ekspor APD dengan melakukan revisi Peraturan Menteri Perdagangan terkait larangan ekspor untuk merelaksasi ekspor APD dan masker ke beberapa negara.

Kebijakan itu tentunya dengan mempertimbangkan pemenuhan pasokan untuk kebutuhan dalam negeri terlebih dahulu. Langkah ini sudah disepakati bersama oleh Menperin, Mendag, dan Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.

"Banyak negara di dunia yang kini masih membutuhkan masker dan APD. Misalnya, Amerika Serikat dan Korea Selatan," ujar Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangannya, Selasa (9/6/2020).

"Ekspor APD dan masker oleh produsen lokal sebenarnya bukan hal baru. Mengacu data Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia sempat melakukan ekspor APD senilai USD257.000 pada April 2020," sambungnya.

Agus mengatakan, saat ini terjadi peningkatan signifikan pada produksi coverall/protective suite, surgical gown dan surgical mask. Laporan ini berdasarkan data yang dihimpun Kemenperin dan Kementerian Kesehatan.

Terhitung sampai Desember 2020, terjadi surplus produksi sebesar 1,96 miliar buah untuk masker bedah, 377,7 juta buah masker kain, sebanyak 13,2 juta buah pakaian bedah (gown/surgical gown), dan 356,6 juta buah untuk pakaian pelindung medis (coverall).

"Gerak cepat yang dilakukan oleh industri tekstil dalam negeri, baik yang skala besar maupun rumahan, membuat banjir produksi APD seperti masker medis. Sehingga perlu dicarikan solusi untuk pemasaran," tukasnya.(Hdi)

BERITA TERKAIT