test

News

Rabu, 24 Januari 2024 12:36 WIB

Studi: Terlalu Banyak Konsumsi Minuman Berenergi Pengaruhi Kesehatan Mental

Editor: Hadi Ismanto

Studi terbaru menyebut terlalu banyak mengonsumsi minuman berenergi pada usia muda dapat memengaruhi kesehatan mental. (Foto: Kolase PMJ News)

PMJ NEWS - Meskipun dapat memberikan rasa segar dan bertenaga, terlalu banyak mengonsumsi minuman berenergi pada usia muda dapat memengaruhi kesehatan mental.

Dampak konsumsi minuman berenergi terhadap kesehatan mental diungkapkan dalam sebuah studi terbaru yang dilakukan oleh tim peneliti dari Teesside University dan Newcastle University.

Studi ini mengemukakan bahwa anak muda yang banyak mengonsumsi minuman berenergi lebih berisiko terhadap kecemasan, stres, depresi, dan pemikiran ingin bunuh diri.

Selain itu, konsumsi minuman berenergi yang tinggi berkaitan dengan semakin besarnya kemungkinan seseorang untuk memiliki perilaku berisiko seperti penyalahgunaan narkoba, melakukan kekerasan, dan perilaki seksual yang tak aman.

Bahkan, studi ini menyebut mereka juga cenderung lebih berisiko untuk memiliki performa akademi yang buruk, masalah tidur, serta kebiasaan pola makan tidak sehat.

"Temuan kami mengindikasikan bahwa minuman tersebut membawa lebih banyak dampak buruk dibandingkan kebaikan," ungkap Kketua Tim Peneliti dan Profesor Bidang Nutrisi Kesehatan Masyarakat dari Teesside University, Amelia Lake dikutip Express, Rabu (24/1/2024).

Selain memengaruhi kesehatan fisik, konsumsi minuman berenergi yang berlebih juga bisa berdampak pada kesehatan fisik. Seperti diketahui, satu kaleng minuman berenergi bisa memiliki kandungan kafein yang setara dengan empat gelas espresso.

Kandungan gula dalam minuman berenergi juga relatif tinggi. Satu kaleng minuman berenergi bisa mengandung hingga belasan sendok teh gula. Oleh karena itu, sejumlah negara memiliki larangan untuk menjual minuman berenergi kepada anak muda, terutama remaja.

Lithuania dan Latvia misalnya, melarang penjualan minuman berenergi kepada individu berusia di bawah 18 tahun. Turkiye juga telah melarang penjualan minuman berenergi kepada anak dan remaja sejak 2018.

Di Inggris, larangan menjual minuman berenergi kepada anak berusia di bawah 16 tahun sedang diperjuangkan. Temuan terbaru tim peneliti Teesside University dan Newcastle University ini dinilai dapat memperkuat bukti untuk mendukung diberlakukannya larangan tersebut.

"Temuan penting ini menambah bukti bahwa minuman berenergi bisa merugikan bagi kesehatan fisik dan mental anak-anak serta anak muda, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang," jelas Chief Executive Royal Society for Public Health, William Roberts.

BERITA TERKAIT