test

News

Sabtu, 7 Oktober 2023 14:04 WIB

Polisi Ungkap Isi Pesan David Kasus Depok, Alami Depresi Sejak 2015

Editor: Ferro Maulana

Penulis: Fajar Ramadhan

Dirreskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Hengki Haryadi saat memberikan keterangan pers. (Foto: PMJ News/Fajar)

PMJ NEWS -  Polisi mengungkapkan bahwa David Arianto Wibowo (38) yang ditemukan meninggal bunuh diri di dalam kamar mandi bersama dengan ibunya, Grace Arijani Harapan (64) mengalami depresi sejak tahun 2015.

Hal tersebut berdasarkan bukti catatan pesan yang ditemukan di dalam handphone milik David yang sudah teridentifikasi melalui pengecekan DNA.

“Kami menemukan petunjuk penting isi dari laptop yang mungkin pernah kami sampaikan ‘To you whomever’ dan juga handphone yang kita temukan yang pernah ditulis tanggal 23 Februari 2017, ini dari handphone dan DNA ditemukan di handphone, DNA daripada David itu, yang berbunyi: ‘Saya sudah capek dengan kehidupan. Saya capek dengan semua kebohongan. Saya capek dengan mama saya yang delusional dan tidak pernah sadar-sadar. Saya sudah depresi selama 2 tahun, saya mau bunuh diri’. Ini tanggal 23 Februari 2017,” ujar Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Hengki Haryadi dalam konferensi pers di Mapolda Metro Jaya, Jumat (6/10/2023).

Selanjutnya, Hengki menyampaikan, selain temuan pesan di handphone milik David itu, pihaknya juga menemukan catatan di laptop korban perihal pesan kematian.

“Pada tanggal 27 Juli 2023 kami temu juga di sini tulisan ‘to you whomever’, disini sudah kita translate didalam Bahasa Indonesia. ‘Jika ada yang membaca ini maka itu berarti saya sudah mati bersama ibu saya. Tergantung apakah dia akan meneruskannya atau tidak’,” tutur Hengki.

“Nah ini penting, nanti penjelasan berikut. Dan di paragraf berikutnya tertulis di sini. ‘Sejujurnya saya terkejut saya tidak bunuh diri dari awal’. Jadi ini clue-nya, walaupun tulisannya banyak, ini clue-nya ada disitu,” lanjutnya.

Berdasarkan hasil olah TKP yang dilakukan pihaknya, dipastikan tidak ada jejak maupun DNA orang lain di dalam rumah selain mereka berdua, sehingga dipastikan yang menulis pesan tersebut bukan orang lain.

“Di Polda Metro Jaya ada SOP apabila terjadi penemuan mayat ataupun jenazah itu harus dijaga sterilitasnya, tidak boleh ada yang masuk kembali, sehingga tidak ada materi-materi luar yang bisa mengganggu adanya penyelidikan, kecuali memang terjadi yang korban yang membutuhkan pertolongan, tapi kalau sudah jadi jenazah, strict kita tidak boleh ada yang masuk TKP,” terangnya.

Kedua korban tersebut juga mengalami kondisi yang depresif dan teralienasi dari kehidupan sosial setelah meninggalnya kepala keluarga pada tahun 2011.

“Oleh karenanya telah diadakan pemeriksaan kita mencari keidentikan dari pada masing-masing hasil penyelidikan ini,” tandasnya.

BERITA TERKAIT