test

Kesehatan

Jumat, 14 Februari 2020 11:00 WIB

Riset, Yogurt Tenyata Ampuh Atasi Depresi

Editor: Ferro Maulana

Manfaat Yogurt untuk mengatasi Depresi (Foto: Ilustrasi/PMJ News/Fif)

PMJ - Depresi bisa membuat kamu kehilangan semangat untuk melakukan aktivitas. Kondisi ini tentunya dapat menurunkan kualitas hidup. Tapi jangan khawatir, hanya dengan mengonsumsi makanan sehat dapat mengubah suasana hati.

Seperti dilansir laman Times of India, Jumat (14/2/2020), ada cukup bukti bahwa makanan tertentu memiliki dampak positif pada pikiran. Sebuah penelitian terbaru mengungkapkan asupan makanan yang sempurna mengatasi depresi adalah yogurt.

Yogurt menjadi makanan sehat yang saat ini sudah dikemas dengan berbagai jenis nutrisi. Makanan probiotik ini pada umumnya disajikan untuk sarapan.

Berdasarkan studi yang diterbitkan dalam jurnal Scientific Reports menunjukkan, probiotik dapat membantu memerangi depresi. Riset ini dilakukan oleh tim peneliti dari Fakultas Kedokteran Virginia University.

Asisten Professor Alban Gaultier mengatakan, perawatan yang tersedia untuk menghilangkan gejala depresi tidak begitu baik karena mempunyai banyak efek samping. Jadi penting untuk memiliki pengobatan alternatif lain yang efektif.

Peneliti menimplementasikan tikus pada tingkat stres yang lebih tinggi hingga mereka mulai menunjukkan gejala depresi. Kemudian mereka melakukan perbandingan tingkat bakteri sebelum dan sesudahnya.

Dari percobaan ini, para peneliti menemukan hubungan yang jelas antara tingkat bakteri usus dan kesehatan mental.

Terungkap bahwa tingkat Lactobacillus (bakteri usus) mempengaruhi tingkat metabolisme darah yang disebut kynurenine, yang terkait dengan perkembangan depresi. Ketika suplemen Lactobacillus ditambahkan dalam makanan tikus, mereka pulih secara instan.

Lactobacillus membantu menyeimbangkan kadar kynurenine dalam darah mereka. Ketika tingkat Lactobacillus menurun di usus, kamu mulai melihat gejala-gejala depresi.

Kendati begitu, penelitian ini masih pada tahap awal dan studi lebih rinci masih diperlukan. Selain itu, penelitian itu hanya diuji pada tikus. Kita hanya dapat mengamati gejala depresi, tapi tidak dapat mengungkapkan bagaimana perasaan mereka.(Hdi)

BERITA TERKAIT