test

Kesehatan

Senin, 21 Agustus 2023 10:04 WIB

Studi Baru: Kebiasaan Mengisap Vape Bisa Picu Bronkitis

Editor: Hadi Ismanto

Sebuah penelitian mengungkap vape dapat mempengaruhi kesehatan. (Foto: PMJ News/Ilustrasi/Hadi)

PMJ NEWS - Sebuah studi terbaru yang dilakukan oleh tim peneliti dari Ohio State University Wexner Medical Centre menemukan bahwa kebiasaan mengisap vape atau vaping dapat memicu terjadinya bronkitis atau peradangan pada paru-paru.

Menurut Mayo Clinic, penyebab tersering dari bronkitis kronis atau jangka panjang adalah kebiasaan merokok. Penderita bronkitis bisa mengalami sejumlah gejala, seperti nyeri dada, mengi, sesak napas, serta batuk berdahak.

Studi yang dipublikasikan British Medical Journal ini menyebut 81 persen partisipan yang ngevape, setidaknya dalam sebulan ke belakang, rentan mengalami mengi. Kelompok ini juga berpeluang lebih besar untuk mengalami bronkitis atau gejala seperti bronkitis.

Beberapa contoh gejala seperti bronkitis adalah batuk berdahak dan hidung tersumbat tanpa pilek atau hanya batuk yang bisa berlangsung selama tiga bulan.

Studi ini juga menemukan bahwa partisipan yang menggunakan vape, setidaknya dalam satu bulan ke belakang, memiliki risiko 78 persen lebih tinggi untuk mengalami sesak napas. Angka ini dinilai sangat besar dan cukup mengkhawatirkan.

"(Studi makin memperkuat bukti) rokok elektrik menyebabkan gejala-gejala pernapasan yang mengindikasikan perlunya pertimbangan regulasi mengenai rokok elektrik," ungkap peneliti Dr Alanya Tackett seperti dilansir dari laman Express, Senin (21/8/2023).

Tackett menyebut regulasi yang berlaku saat ini tampak menyepelekan efek dari rokok elektrik atau vape terhadap kesehatan. Padahal, ada beragam studi yang sudah menyoroti penggunaan vape dapat menimbulkan masalah pada gigi, paru-paru, hingga daya ingat.

Dia menambahkan seharusnya risiko bronkitis pada pengguna vape sebaiknya tak disepelekan. Bronkitis memang sering kali membaik dalam waktu tiga pekan. Pasalnya, kondisi ini bisa memicu komplikasi yang serius seperti pneumonia dan gagal napas.

BERITA TERKAIT