test

Hukrim

Selasa, 11 Juli 2023 15:02 WIB

Sidang Mario Dandy, Ahli Sebut Restitusi Tidak Bisa Dibebankan ke Orangtua

Editor: Hadi Ismanto

Penulis: Fajar Ramadhan

Ahli hukum pidana, Ahmad Sofian menjadi saksi di sidang Mario Dandy Satriyo di PN Jakarta Selatan. (Foto: PMJ News/Fajar)

PMJ NEWS - Jaksa penuntut umum (JPU) menghadirkan ahli hukum pidana, Ahmad Sofian untuk memberikan keterangannya dalam persidangan terdakwa Mario Dandy Satriyo dan Shane Lukas Rotua Pangondian Lumbantoruan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

Dalam keterangannya, Sofian menjelaskan perihal pembayaran ganti rugi atau restitusi harus dibayarkan oleh terdakwa yang terlibat dalam tindak pidana dan tidak dibebankan ke orang lain, termasuk orangtuanya.

"Dalam doktrin hukum pidana kita, yang berbuat, dialah yang bertanggung jawab. Tidak bisa diatur kepada orang tua atau segala macam, kecuali anak-anak," ungkap Ahmad Sofian di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (11/7/2023).

"Tetapi kalau orang dewasa, dia bertanggung jawab, asetnya ya aset yang bersangkutan, tidak bisa dibebankan kepada orangtua," sambungnya.

Lebih lanjut Sofian menyebut apabila terdakwa tidak bisa mengganti kerugian atau tidak ada aset yang bisa dirampas, di beberapa kasus diganti dengan putusan kurungan untuk memudahkan eksekusi.

"Jadi itu alasan bagi Jaksa Penuntut Umum untuk memudahkan eksekusi dibandingkan dia harus bersusah payah melakukan perampasan aset, melelang asetnya, menjual asetnya, aset dijual kemudian dibagi kepada korban, itu proses hukumnya panjang," terangnya.

“Terdakwa tidak memiliki aset yang bisa dirampas, secara objektif tidak ada. Jadi kalau mau dipaksakan yang gak bisa juga ganti kerugian akhirnya diganti dengan kurungan,” imbuhnya.

BERITA TERKAIT