test

Hukrim

Sabtu, 10 September 2022 11:04 WIB

3 Pelaku Penyalahgunaan Gas Subsidi Pemerintah Berhasil Diringkus Polisi

Editor: Ferro Maulana

Keterangan Kapolres Lebak Polda Banten AKBP Wiwin Setiawan,SIK,M.H. (Foto: PMJ News)

PMJ NEWS -  Jajaran Sat Reskrim Polres Lebak Polda Banten merelease pengungkapan kasus tindak pidana penyalahgunaan bahan bakar gas bersubsidi di daerah hukum Polres Lebak, Jumat (9/9/2022).

Tiga pelaku DA (19), NK (21), AP(33) berhasil diamankan oleh Jajaran Sat Reskrim Polres Lebak Polda Banten beserta barang bukti 307 (tiga ratus tujuh) buah tabung gas LPG ukuran 3 kg, 5,5 kg, 12 kg dan 50 kg , 48 buah selang regulator, dua unit mobil pick up dan satu unit timbangan digital di Kampung Cokel Desa Lebak Asih  Kecamatan Curugbitung Kabupaten Lebak pada Rabu (7/9/2022).

Para pelaku melakukan aksinya  dengan cara membeli tabung gas LPG ukuran 3 kg yang mendapatkan subsidi pemerintah kemudian memindahkan gas isi tabung tersebut ke Tabung Gas LPG non subsidi dengan ukuran 5,5 kg, ukuran 12 kg dan ukuran 50 kg dengan menggunakan selang regulator, kemudian oleh pelaku gas LPG tersebut diperjual belikan dengan harga non subsidi.

"Untuk memuluskan aksinya, Para pelaku melakukan pemindahan gas LPG pada waktu dini hari antara pukul 00.00 wib sampai dengan pukul 03.00 wib di sebuah rumah yang jauh dari pemukiman warga," terang Kapolres Lebak Polda Banten AKBP Wiwin Setiawan,SIK,M.H, kepada wartawan.

"Para pelaku kemudian memperjualbelikan gas LPG non subsidi hanya kepada JN (DPO) di wilayah Balaraja  Tanggerang dan diperjualbelikan oleh  NS (DPO) yang saat ini masih dalam pengejaran," tambahnya.

Kemudian orang nomor satu di Polres Lebak itu menjelaskan keuntungan yang didapat para pelaku.

"Keuntungan yang para pelaku  dapatkan dari kegiatan penyalahgunaan dan/atau niaga LPG subidi pemerintah tersebut, yaitu Untuk tabung gas LPG non subsidi ukuran 5,5 kg, tersangka mendapatkan keuntungan Rp. 25.000,- pertabungnya," jelasnya.

Sedangkan, tabung gas LPG non subsidi ukuran 12 kg, tersangka mendapatkan keuntungan Rp. 30.000,- hingga Rp. 40.000,- pertabungnya.

“Dan, tabung gas LPG non subsidi ukuran 50 kg, tersangka mendapatkan keuntungan Rp. 100.000,- hingga Rp150.000,- pertabungnya," sambungnya.

"Selama melakukan kegiatan tersebut para pelaku mendapatkan keuntungan kurang lebih sebanyak Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah)," jelas Wiwin.

"Terakhir Kami menghimbau pelaku usaha agar tidak menyalahgunakan gas LPG yang bersubsidi pemerintah karena dapat dipidana dan  kepada warga masyarakat sebagai pengguna agar lebih berhati-hati dalam membeli gas bersubsidi agar mengecek segel gas LPG terlebih dahulu," terang Kapolres Lebak.

Sementara itu Kasat Reskrim Polres Lebak AKP Induk Rusmono,SH,SIK,M.H. menambahkan, untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya kepada pelaku DA (pemilik kegiatan) dikenakan pasal 55 Undang – Undang RI No. 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja sebagaimana perubahan atas Undang – undang RI No. 22 tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi dengan ancaman pidana penjara maksimal 6 tahun penjara dan denda maksimal enam miliar rupiah.

"Sedangkan tersangka NK (karyawan) dan tersangka AP (penyuplai LPG subsidi) dikenakan pasal 55 Undang – undang RI No. 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja sebagaimana perubahan atas Undang – undang RI No. 22 tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi Jo. Pasal 55 KUHP ancaman hukuman  maksimal enam tahun penjara dan denda maksimal enam miliar rupiah," tutupnya.

 

BERITA TERKAIT