Selasa, 2 Agustus 2022 10:14 WIB
Studi: Konsumsi Vitamin D Dosis Tinggi Tak Kurangi Resiko Patah Tulang
Editor: Hadi Ismanto
PMJ NEWS - Sebuah studi mengemukakan bahwa konsumsi vitamin D dalam dosis tinggi tidak mengurangi risiko patah tulang pada orang tua di Amerika yang umumnya sehat. Temuan ini dirilis di New England Journal of Medicine.
Peneliti utama Dr Meryl LeBoff dari Boston's Brigham and Women's Hospital mengatakan bahwa suplemen vitamin D tidak mengurangi risiko patah pinggul atau tulang lainnya.
Namun, LeBoff memperingatkan bahwa penelitian ini tidak termasuk orang-orang yang mungkin memerlukan suplemen karena osteoporosis penipisan tulang, kekurangan vitamin D kronis atau gangguan lainnya.
"Mendapatkan asupan vitamin D penting untuk tulang yang kuat, tapi jika dalam dosis tinggi tidak baik,” kata LeBoff seperti dilansir dari laman Fox News, Selasa (2/8/2022).
Studi lainnya yang melibatkan hampir 26 ribu orang juga menyebut suplemen vitamin D dalam dosis tinggi tidak mencegah risiko penyakit jantung, kanker dan memory loss. Studi ini dipimpin Kepala preventive medicine di Brigham and Women’s Dr JoAnn Manson.
Dia memulai studi besar untuk melacak berbagai hasil kesehatan di hampir 26 ribu orang Amerika yang umumnya sehat di usia 50-an atau lebih.
Hasil studi ini membandingkan kejadian patah tulang pada mereka yang mengonsumsi dosis tinggi yaitu 2000 unit internasional bentuk vitamin D paling aktif, yang disebut D-3 atau pil dummy setiap hari selama lima tahun.
"Sementara vitamin D dan kalsium bekerja paling baik bersama-sama, 20 persen peserta studi yang juga mengonsumsi suplemen kalsium tidak mendapat manfaat apa-apa. Begitu juga sejumlah kecil peserta penelitian yang memiliki kadar vitamin D dalam darah rendah," jelasnya.
Diperkirakan sepertiga orang Amerika berusia 60 tahun ke atas mengonsumsi suplemen dan lebih dari 10 juta tes darah untuk kadar vitamin D dilakukan setiap tahun. Meskipun selama bertahun-tahun selalu ada kontroversi ihwal apakah rata-rata dewasa tua membutuhkan keduanya.
"Temuan terbaru mengakhiri perdebatan itu. Anda harus berhenti mengonsumsi suplemen vitamin D untuk mencegah penyakit kronis dan dokter harus menghentikan pemeriksaan rutin yang memicu kekhawatiran,” tulis Drs Steven Cummings dari California Pacific Medical Center saat mengomentari studi.