test

Politik

Rabu, 21 Agustus 2019 14:23 WIB

Luhut Bantah Ada Lobi China dalam Pelarangan Ekspor Bijih Nikel

Editor: Redaksi

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan. (foto: IG @kemenkomaritim)
PMJ – Pelarangan ekspor bijih nikel yang semestinya berlaku pada 2022 tiba-tiba dipercepat dan berlaku tahun ini. Terkait hal tersebut, beredar kabar kalau tindakan mempercepat pelarangan komditas tersebut dikarenakan lobi dari investor smelter China ke pemerintah. Menanggapi hal tersebut, Menteri Koordinasi Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menegaksan bahwa isu tersebut tidak benar. "Tidak juga, ini sudah lama saya sampaikan ke Presiden," kata Luhut di Nusa Dua, Bali, Rabu (21/8/2019). Luhut menuturkan bahwa keputusan tersbeut diambil untuk kepentingan bangsa dimana bisa menambah pendapatan negara dan mencorong investator. Luhut mencontohkan bahwa saat ini India sudah mendekati Indonesia untuk investasi bangun smelter US$ 1 miliar karena kebetulan memiliki konsesi nikel. "Tapi satu syarat, kalian harus banned. Karena kalau tidak dibanned (dilarang ekspor), ngapain bikin pabrik di sini. Bikin saja di India, bikin saja di China. Ini urusan logika saja," tegas Luhut. Luhut menjelaskan bahwa ekspor nikel RI cuma dapat US$ 600 juta sampai US$ 700 juta, padahal ada nilai lebih seperti tahun lalu di mana ekspor stainless steel mencapai US$ 5,8 miliar setahun. Tahun ini bahkan bisa mencapai US$ 7,5 miliar dan tahun depan bisa US$ 12 miliar. "Akan terus bertambah sejalan dengan investasi, sekarang pilih mana? Ini generasi kalian loh. Jadi jangan asal ngomong lobi-lobi, gak ada urusan! Datang ke saya siapa yang ngomong gitu?" jelas Luhut. (BHR)

BERITA TERKAIT