test

News

Kamis, 17 Maret 2022 10:05 WIB

Cek Stok Minyak Goreng di Tangkot, Polisi Tak Temukan Indikasi Penimbunan

Editor: Hadi Ismanto

Kapolres Metro Tangerang Kota, Kombes Pol Komarudin melakukan pemantauan stok minyak goreng di wilayah hukumnya. (Foto: PMJ News)

PMJ NEWS - Polres Metro Tangerang Kota melakukan pemantauan stok minyak goreng di wilayah hukumnya. Dari hasil pengecekan, ditemukan adanya kekurangan pasokan di sejumlah distributor.

Kapolres Metro Tangerang Kota, Kombes Pol Komarudin menjelaskan stok minyak goreng saat ini masih sangat kurang. Persediaannya hanya untuk satu bulan ke depan atau hingga bulan Ramadhan.

"Kami berangkat cek ketersediaan (minyak goreng) melalui distributor yang ada di wilkum Tangerang seperti Batuceper, Sepatan, dan lain-lain," ujar Kombes Komarudin di kepada wartawan, Rabu (16/3/2022).

Kapolres Metro Tangerang Kota, Kombes Pol Komarudin melakukan pemantauan stok minyak goreng di wilayah hukumnya. (Foto: PMJ News)
Kapolres Metro Tangerang Kota, Kombes Pol Komarudin melakukan pemantauan stok minyak goreng di wilayah hukumnya. (Foto: PMJ News)

"Kalau tingkat kecukupan (minyak goreng) kita memang masih kurang, untuk satu bulan ke depan kita masih kurang," sambungnya.

Untuk menindaklanjuti hal ini, kata Kapolres, pihaknya sudah melakukan rapat bersama dengan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda). Termasuk menyiapkan strateginya mengadaannya.

"Akan ada beberapa strategi untuk menindaklanjuti. Seperti memberdayakan stok di Bulog dan pembelian dengan volume yang besar melalui Bulog," tuturnya.

Menurut Komarudin, nantinya Bulog yang akan menyalurkan dengan harga sesuai dengan kebijakan pemerintah atau harga eceran tertinggi (HET). Terkait HET, dia menyebut di Kota Tangerang memang terjadi kesenjangan harga minyak goreng antara pasar tradisional dan pasar modern.

Perbedaan ini ditemukan setelah melakukan pengawasan hingga pengamatan langsung di lapangan, dan menemukan adanya perbedaan penyebaran minyak goreng di pasar tradisional dengan pasar modern.

"Ada kesenjangan besar, antara Rp3-4 ribu di pasar modern dan tradisional. Makanya ini terus kita cek penyebab peningkatan harga. Kami juga berharap suplai untuk pasar-pasar modern ini juga tidak terputus, karena pasar modern sampai sekarang masih mengacu pada HET," terangnya.

Pada kesempatan yang sama, Komarudin memastikan hingga kini tidak ada indikasi penimbunan yang dilakukan oleh pihak distributor. "Kebetulan di wilayah kita tidak ada produsen, hanya distributor," tukasnya.

BERITA TERKAIT