logo-pmjnews.com

News

Rabu, 12 Januari 2022 07:45 WIB

Prokes Ketat, Luhut Prediksi Puncak Omicron Terjadi di Bulan Februari

Editor: Fitriawan Ginting

Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan saat memberikan keterangan pers. (Foto: PMJ News/YouTube Setpres).
Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan saat memberikan keterangan pers. (Foto: PMJ News/YouTube Setpres).

PMJ NEWS - Virus Covid-19 varian omicron harus terus diwaspadai. Masyarakat tetap diminta untuk menegakkan protokol kesehatan sebaik-baiknya. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan memprediksi puncak penyebaran viorus tersebut terjadi awal Februari 2022 mendatang.

Menurutnya, hal ini berdasarkan hasil pengamatan terhadap pengalaman negara lain yang mengalami puncak penyebaran omicron dalam kisaran waktu 40 hari, lebih cepat dari varian Delta

"Untuk kasus Indonesia, kita perkirakan puncak gelombang karena Omicron akan terjadi pada awal Februari," ucap Luhut dalam keterangan persnya, Rabu (12/1/2022).
Ditambahkan Luhut, sebagian besar kasus varian Omicron yang terjadi diperkirakan akan bergejala ringan.

"Indonesia saat ini jauh lebih siap dalam menghadapi potensi gelombang varian Omicron. Saya yakin kasus tidak akan meningkat setinggi negara lain," yakin Luhut.

Dilaporkan, kasus Covid-19 di Indonesia saat ini bertambah 802 per Selasa, 11 Januari 2022. Luhut mengatakan peningkatan kasus tersebut masih didominasi oleh para pelaku perjalanan luar negeri.

"Hari ini (Selasa) jumlah kasus mencapai 802 kasus, tetapi sebagian masih disumbangkan oleh PPLN. Dari 537 kasus di Jakarta, 435 kasus berasal dari PPLN," terang Luhut.

Ia mengimbau masyarakat untuk tidak bepergiran dulu keluar negeri dalam 2 sampai 3 minggu depan. Disisi lain, Luhut memastikan pemerintah akan memonitor secara ketat perkembangan kasus dan akan mengambil langkah-langkah antisipasi yang diperlukan.

"Perawatan di RS akan menjadi salah satu indikator utama. Kami akan high alert ketika BOR mendekati 20-30 persen," tandasnya.

BERITA TERKAIT