test

News

Rabu, 14 Juli 2021 10:35 WIB

Menko Luhut Fokus Pantau Penurunan Mobilitas Warga Selama PPKM Darurat

Editor: Hadi Ismanto

Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan saat memberikan keterangan. (Foto: PMJ News/Dok Net).

PMJ NEWS - Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan memastikan tetap memantau penurunan mobilitas warga, ketersediaan tempat tidur, penyediaan obat dan oksigen, vaksinasi, serta SDM tenaga kesehatan di masa PPKM Darurat.

Berdasarkan data yang dihimpun terkait aktivitas warga pada tanggal 11-12 Juli 2021, wilayah Jawa dan Bali terus mengalami penurunan mobilitas warga. Namun, beberapa daerah justru mengalami peningkatan mobilitas seperti di kawasan Pantura (Pantai Utara) Jawa Barat dan Jawa tengah.

"Saya berharap beberapa hari ke depan, banyak wilayah-wilayah yang kuningnya (penurunan mobilitas dari -20 hingga -30 persen) bertambah," ujar Menko Luhut dalam keterangannya, Rabu (14/7/2021).

Untuk wilayah DKI Jakarta mengalami penurunan mobilitas secara keseluruhan sebesar -21,3 persen. Kemudian, pada wilayah Jawa Barat mengalami penurunan mobilitas sebesar -9,0 persen. Sedangkan, di wilayah Banten sebesar -18,1 persen.

Sementara untuk upaya peningkatan kapasitas rumah sakit, kata Luhut, akan dilakukan melalui dua hal. Di antaranya konversi tempat tidur di seluruh Jawa-Bali menjadi 40 - 50 persen untuk perawatan intensif dan ICU.

Hal tersebut dikecualikan untuk daerah DKI Jakarta, karena kapasitasnya sudah tidak mencukupi. Kemudian, penambahan rumah sakit lapangan atau rumah sakit darurat yang akan dibantu oleh TNI.

"Saya minta bantuan dari TNI, BNPB, dan Kemenkes untuk terus mencari tempat yang akan dijadikan rumah sakit lapangan dan darurat. Demi membantu pasien yang masih mengantri," tuturnya.

Dalam menentukan rumah sakit lapangan atau darurat, pemerintah berupaya untuk mendapatkan tempat dengan kapasitas daya tampung yang besar. Hal ini dilakukan agar tenaga kesehatan tidak terserap banyak untuk pemecahan beberapa wilayah.

Selanjutnya, pemerintah juga berencana untuk menambah SDM tenaga kesehatan, baik untuk perawat dan dokter untuk mempersiapkan skenario terburuk.

Untuk menarik minat relawan dokter dari dokter paska magang, diperlukan penyediaan fasilitas istirahat yang layak, memperoleh BPJS kesehatan, mendapatkan jaminan kecelakaan kerja, dan alokasi biaya komunikasi.

"Kita akan tambah perawat dan dokter yang baru lulus dan akan di training terlebih dahulu selama tiga hari," pungkasnya.

BERITA TERKAIT