logo-pmjnews.com

News

Senin, 31 Mei 2021 21:35 WIB

55 Persen Wilayah Sudah Kemarau, BMKG Imbau Waspada Karhutla!

Editor: Ferro Maulana

Kebakaran hutan dan lahan. (Foto: Dok Net)
Kebakaran hutan dan lahan. (Foto: Dok Net)

PMJ NEWS -  Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan saat ini 55 persen wilayah Indonesia telah memasuki musim kemarau.

Karena itu, BMKG mengimbau semua pemerintah daerah (Pemda) untuk mewaspadai kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Deputi Bidang Klimatologi BMKG Herizal menjelaskan kemarau sudah terjadi di sebagian besar Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Bali.

Deputi Bidang Klimatologi BMKG Herizal. (Foto: Dok Net)
Deputi Bidang Klimatologi BMKG Herizal. (Foto: Dok Net)

Kemudian, sebagian besar Pulau Jawa Jawa, sebagian Sumatera bagian selatan, Aceh, Kalimantan Selatan, dan juga Sulawesi Barat sampai dengan wilayah Papua.

Herizal menyebutkan, tahun ini BMKG telah melihat beberapa titik api atau hotspot yang berpotensi menjadi kebakaran hutan dan lahan. 

“Di tahun 2021, paling tidak ada beberapa hotspot yang kita lihat ada Riau, di Kalimantan Barat, Aceh, dan Sumut, dan itu terjadi di bulan Februari dan Maret,” ujarnya dalam forum secara virtual, Senin (31/5/2021).

Dirinya pun kembali menegaskan, musim kemarau tahun ini bisa terjadi sampai bulan Oktober 2021.

“Saya sampaikan juga di BMKG, mencoba memonitor perkembangan cuaca dan iklim menganalisisnya dan menyampaikannya ke masyarakat dan juga stakeholder agar kita juga bisa mitigasi lebih awal potensi-potensi yang tidak kita harapkan,” jelas Herizal.

Masih dari keterangan Herizal, walaupun sudah memasuki transisi musim hujan ke musim kemarau, tetapi masih ada wilayah-wilayah Indonesia yang terpantau mempunyai curah hujan yang tinggi.

“Memang sesuai dengan prediksi kami ini musim kemarau di awal bulan April dan di bulan Mei curah hujan lebih tinggi dibanding curah hujan rata-rata,” tuturnya.

“Karena itu, kalau kita lihat sekarang musim kemarau tapi masih banyak tempat yang mengalami curah hujan cukup tinggi. Ini karena apa? Iklim kita dipengaruhi oleh fenomena global La Nina sampai dengan bulan April kemarin. Sehingga, tahun kemarin agak basah sehingga kebakaran turun,” jelasnya panjang lebar.

 

BERITA TERKAIT