logo-pmjnews.com

News

Selasa, 25 Mei 2021 12:35 WIB

Dirut BPJS Kesehatan Akui Adanya Peretasan Sistem Informasi

Editor: Ferro Maulana

Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti. (Foto: Dok Net)
Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti. (Foto: Dok Net)

PMJ NEWS -  Pihak BPJS Kesehatan mengakui adanya kemungkinan terjadi peretasan sistem informasi, seiring peristiwa yang pernah dialami berbagai lembaga.

Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti menjelaskan sistem keamanan data di BPJS Kesehatan telah memenuhi standar ISO 27001 (certified) dan Control Objectives for Information Technologies (COBIT).

Adapun badan itu pun mengoperasionalkan Security Operation Center (SOC) dalam 24 jam 7 hari.

Namun demikian, Ali Ghufron mengakui bahwa peretasan memungkinkan terjadi walaupun sistem keamanan teknologi informasi di BPJS Kesehatan telah berlapis-lapis.

Hal itu bercermin dari adanya peristiwa peretasan yang dialami banyak lembaga.

"Walaupun BPJS Kesehatan sudah melakukan sistem pengamanan sesuai standar yang berlaku. Tapi masih dimungkinkan terjadinya peretasan, mengingat sangat dinamisnya dunia peretasan," tutur Ali Ghufron dalam siaran persnya secara virtual berkenaan dugaan bocornya data badan itu dan dijual di forum online, Selasa (25/5/2021).

Walaupun, Ghufron mengakui peretasan mungkin terjadi, sampai sekarang badan tersebut belum menegaskan apakah data yang tersebar di forum online itu merupakan data BPJS Kesehatan.

Padahal, Juru Bicara Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Dedy Permadi telah menyatakan bahwa sampel data yang beredar merupakan data dari BPJS Kesehatan.

Ali Ghufron memastikan pihaknya melakukan investigasi dan penelusuran jejak digital. Pihaknya pun berjanji agar data pribadi peserta dan data lainnya akan tetap terlindungi, tanpa mengganggu pelayanan bagi peserta.

"Saat ini kami juga sedang melakukan mitigasi terhadap hal- hal yang mengganggu keamanan data dalam proses pelayanan dan administrasi,” lanjutnya.  

“Kami juga sedang melakukan penguatan sistem keamanan TI terhadap potensi gangguan keamanan data. Antara lain meningkatkan proteksi dan ketahanan sistem," paparnya menutup pembicaraan.

BERITA TERKAIT