test

News

Jumat, 23 April 2021 10:20 WIB

Hadiri KTT Summit on Climate, Jokowi Sampaikan Tiga Pemikiran

Editor: Hadi Ismanto

Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat memberikan keterangan. (Foto: PMJ News/YouTube Setpres).

PMJ NEWS - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri pertemuan Leaders Summit on Climate secara virtual dari Istana Bogor. Dalam forum tersebut, Kepala Negara menyampaikan upaya Indonesia dalam menangani perubahan iklim global.

"Saya ingin berbagi tiga pemikiran, pertama Indonesia sangat serius dalam pengendalian perubahan iklim dan mengajak dunia untuk melakukan aksi-aksi nyata, to lead by example," jelas Jokowi seperti disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (23/4/2021).

"Sebagai negara kepulauan terbesar dan pemilik hutan tropis penanganan perubahan iklim adalah kepentingan nasional Indonesia. Melalui kebijakan pemberdayaan dan penegakan hukum, lalu deforestasi Indonesia saat ini turun terendah dalam 20 tahun terakhir," imbuhnya.

Menurut Jokowi, Indonesia berhasil menghentikan konversi alam dan lahan gambut seluas 66 juta hektar. Selain itu, RI juga mampu menekan kebakaran hutan dan lahan.

"Penghentian konversi hutan alam dan lahan gambut mencapai 66 juta hektar lebih luas dari gabungan luas Inggris dan Norwegia. Penurunan kebakaran hutan hingga sebesar 82% di saat beberapa kawasan di Amerika, Australia dan Eropa mengalami peningkatan terluas," ungkapnya.

Pada kesempatan yang sama, Jokowi mengajak para pemimpin negara yang hadir untuk memajukan pembangunan hijau. Dia menyatakan, Indonesia telah memutakhirkan kontribusi yang ditentukan secara nasional untuk meningkatkan kapasitas adaptasi dan ketahanan iklim.

"Kedua kita harus memajukan pembangunan hijau untuk dunia yang lebih baik. Indonesia telah memutakhirkan NDC untuk meningkatkan kapasitas adaptasi dan ketahanan iklim," tuturnya.

Lebih lanjut Jokowi menekankan Indonesia menyambut baik penyelenggaraan Konvensi Kerangka Perubahan Iklim ke-26 di Inggris untuk hasil yang implementatif dan seimbang. RI juga menyambut baik target sejumlah negara menuju net zero emission tahun 2050.

"Komitmen tersebut harus dijalankan berdasarkan pemenuhan NDC tahun 2030. Negara berkembang akan melakukan ambisi serupa jika komitmen negara maju kredibel disertai dukungan real, dukungan dan pemenuhan komitmen negara-negara maju sangat diperlukan," tukasnya.

BERITA TERKAIT