test

News

Selasa, 19 Januari 2021 14:40 WIB

Sepekan Ke Depan Cuaca Masih Ekstrem, Catat Wilayah Rawan versi BMKG

Editor: Ferro Maulana

Wilayah di Indonesia yang bakal dilanda cuaca ekstrem. (Foto: Dok Net)

PMJ NEWS - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperingatkan cuaca ekstrem yang bakal meningkat selama periode puncak musim hujan yang akan berlangsung sampai bulan Februari 2021 mendatang.

Adapun BMKG pada akhir 2020 lalu, juga pernah memprediksikan bahwa Puncak Musim Hujan akan terjadi pada Januari dan Februari 2021.

"BMKG terus meminta masyarakat dan seluruh pihak untuk tetap terus mewaspadai potensi cuaca ekstrem yang cenderung meningkat di dalam periode puncak musim hujan ini," terang Deputi Bidang Klimatologi Herizal kepada wartawan, di Jakarta, Selasa (19/1/2021).

Sementara itu, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menuturkan sebagian besar wilayah terutama Jawa, Bali, Sulawesi Selatan hingga Nusa Tenggara saat ini sudah memasuki puncak musim hujan yang diperkirakan akan berlangsung sampai Februari 2021.

"Saat ini tercatat sebagian besar wilayah Indonesia. Yaitu 94 persen dari 342 Zona Musim telah memasuki musim hujan," tutur Dwi di Jakarta.

Kondisi dinamika atmosfer yang tidak stabil dalam beberapa hari ke depan mampu berpotensi meningkatkan pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah Tanah Air.

Kondisi itu dipicu oleh menguatnya Monsun Asia yang ditandai dengan semakin kuatnya aliran angin lintas ekuator di Selat Karimata, diperkuat oleh pengaruh hadirnya gelombang atmosfer ekuatorial tropis Madden Julian Oscillation (MJO) dan Gelombang Rossby yang saat ini aktif di wilayah Indonesia.

Kehadiran MJO itu dapat ber-superposisi dengan penguatan Monsun Asia yang dapat pula disertai munculnya fenomena seruakan dingin (cold surge) di Laut China Selatan.

Di samping itu, teramati beberapa sirkulasi siklonik di selatan Indonesia dan utara Australia yang menyebabkan terbentuknya belokan, pertemuan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi). Sehingga meningkatkan pertumbuhan gugus awan supersel yang berpotensi menimbulkan curah hujan tinggi.

Selanjutnya, BMKG memberi daftar wilayah yang mesti waspada cuaca ekstrem mulai tanggal 18 hingga 24 Januari 2021: Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Yogyakarta.

Kemudian, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua.

Dampak Cuaca Ekstrem

Cuaca ekstrem itu berpotensi menimbulkan dampak bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor yang dapat membahayakan bagi publik, serta hujan lebat disertai kilat/petir dan gelombang tinggi yang membahayakan pelayaran dan penerbangan.

Sebagai langkah mitigasi, BMKG juga menyampaikan informasi potensi banjir kategori menengah hingga tinggi untuk 10 hari ke depan. Tujuannya agar menjadi perhatian dan kewaspadaan bagi masyarakat terhadap potensi bencana banjir, longsor, dan banjir bandang.

"Perlu diwaspadai potensi bencana banjir yang dalam waktu dekat kemungkinan terjadi," jelas Dwikornita.

Daerah Berpotensi Banjir

Berdasarkan analisis terintegrasi dari data BMKG, PUPR dan BIG, daerah yang diprediksi berpotensi banjir kategori menengah pada Dasarian III (sepuluh hari ke-3) di bulan Januari 2021 yaitu: Banten bagian selatan,  Jawa Barat bagian tengah dan timur, serta sebagian besar Jawa Tengah dan DI Yogyakarta.

Jawa Timur bagian tengah dan timur, Bali bagian utara, Nusa Tenggara Barat bagian utara, sebagian kecil Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tengah bagian tenggara, Sulawesi Selatan bagian selatan, Sulawesi Tenggara bagian utara, Maluku Utara dan Papua Barat wilayah Kepala Burung dan Provinsi Papua bagian tengah.

Masyarakat diminta meningkatkan kewaspadaan dengan terus memperbarui informasi cuaca baik prediksi dan peringatan dini cuaca ekstrem, prediksi gelombang tinggi dan prakiraan/prediksi cuaca untuk penerbangan.(Sumber: BMKG)

BERITA TERKAIT