test

News

Senin, 4 Januari 2021 14:50 WIB

Pasien Covid-19 Harian Meningkat, Korsel Perluas Aturan Prokes

Editor: Ferro Maulana

Penerapan prokes secara ketat diperluas di Korsel. (Foto: Dok Net)

PMJ NEWS -  Korea Selatan (Korsel) memperluas aturan protokol kesehatan (prokes) antara lain larangan pertemuan pribadi lebih dari empat orang di seluruh negaranya, pada Minggu (3/1/2021) waktu setempat atau Senin (4/1/2021) pagi WIB.

Kemudian, Korsel juga memperpanjang aturan jarak sosial yang belum pernah terjadi sebelumnya di kota Seoul lantaran jumlah kasus pasien Covid-19 harian meningkat kembali menjadi lebih dari 1.000 dalam empat hari.

Korsel telah mengalami lonjakan infeksi virus corona yang berkepanjangan selama gelombang terakhir, yang menyebabkan peningkatan tajam angka kematian.

Negeri Gingseng itu melaporkan 1.020 kasus pada Minggu (3/1) tengah malam, sehingga total menjadi 64.264 infeksi, dengan 981 kematian, menurut catatan Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA).

Penerapan prokes secara ketat diperluas di Korsel. (Foto: Dok Net)
Penerapan prokes secara ketat diperluas di Korsel. (Foto: Dok Net)

Adapun hanya 657 kasus yang dilaporkan selama akhir pekan. Seorang pejabat kesehatan mengungkapkan, gelombang ketiga infeksi baru-baru ini tengah di atasi.

Aturan jarak sosial diperpanjang yang diberlakukan di Seoul dan daerah sekitarnya meliputi pembatasan gereja, restoran, kafe, resor ski dan tempat lainnya.

Lebih dari 60 persen kasus berasal dari Seoul, Provinsi Gyeonggi dan Kota Incheon, dengan klaster massal berpusat di sekitar panti jompo dan penjara.

Sementara itu, Perdana Menteri (PM) Chung Sye-kyun menyerukan langkah terbaik untuk mempersiapkan program vaksinasi negara.

"KDCA harus benar-benar siap untuk seluruh proses saat vaksin tiba. Yang mana meliputi distribusi, penyimpanan, inokulasi dan tindak lanjut," ujar Chung dalam pertemuan pemerintah.

Sekadar informasi, Korsel berencana untuk memulai vaksinasi pada bulan Februari dengan petugas kesehatan dan orang-orang yang rentan di antrian terlebih dahulu.

Namun, pemerintah telah dikritik untuk jadwal itu sehubungan dengan vaksinasi yang tengah berlangsung di Amerika Serikat dan Uni Eropa.(Sumber: Reuters)

BERITA TERKAIT