test

Olahraga

Minggu, 5 April 2020 06:02 WIB

Beda dengan Italia, Inggris Justru Berpolemik dengan Potong Gaji Staf Non Sepakbola

Editor: Ferro Maulana

Premier League. (Foto: Dok Net)

PMJ - Wabah pandemi virus Corona (Covid-19) memaksa kompetisi sepakbola di seluruh dunia ditunda. Alhasil perputaran uang pun tersendat serta menjadikan keuangan klub bermasalah termasuk Premier League (EPL).

Dalam mengatasi hal tersebut, beberapa klub seperti Barcelona dan Juventus memutuskan untuk memotong gaji pemain serta staf pelatih.

Namun hal berbeda justru dilakukan oleh klub-klub Liga Utama Inggris yang memangkas pemasukan staf non-sepakbola.

Sikap itu dilakukan oleh Tottenham Hotspur, Newcastle United, dan Norwich City, yang lantas mengundang kritik banyak pihak termasuk Pemerintah Inggris.

Mereka menyebut bahwa langkah tersebut tidaklah bijak mengingat gaji para pemain jauh lebih besar ketimbang dengan karyawannya.

PFA selaku wadah para pesepakbola profesional di Inggris dari level EPL angkat bicara. Menurutnya, para pemain bukan menolak dipotong gaji, tetapi mereka masih menunggu keputusan resmi otoritas tertinggi yaitu FA.

“Berlawanan dengan yang diberitakan media bahwa PFA tidak meminta para pemain menolak pemotongan gaji," ujarnya.

"Apa yang masih kami bicarakan saat ini adalah mencari metode yang terstruktur dan padu agar semua klub mendapat keadilan," katanya lagi.

Para pemain sudah bicara ke kami bahwa staf non-sepakbola sangat vital untuk klub dan mereka tidak ingin adanya pemotongan gaji yang tidak adil.

Tidak adil tentunya untuk masyarakat luas jika kami menggunakan dana bantuan dari pemerintah.

“Kami menerima bahwa pemain harus bersedia bersikap adil dan meringankan beban keuangan klub akibat Covid-19 demi kelangsungan masa depan mereka dan juga olahraga ini," tuturnya.

"Kami menyarankan kepada para pemain untuk menerima kenyataan ini,” demikian pernyataan resmi PFA.

Sementara itu, Ketua Komisi Digital, Kebudayaan, Media dan Olahraga (DMCS) Parlemen Inggris, Julian Knight, beraksi keras dengan situasi ini.

Bahkan, menyurati Menteri Keuangan Inggris Rishi Sunak agar menaikkan pajak klub-klub tersebut sebagai hukumannya.

“Jika klub Premier League tetap mempertahankan langkah ini, maka mereka harus mendapatkan hukuman," ujarnya.

"Saya akan meminta Premier League mencari penengah untuk membuat kesepakatan antarklub,” tutup Julian. (FER)

BERITA TERKAIT