test

News

Kamis, 2 Januari 2020 09:58 WIB

Soal Banjir Jakarta, Menteri PUPR dan Gubernur DKI Beda Pendapat

Editor: Redaksi

Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono dan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan di Lapangan Monas (Foto: Dok Net)

PMJ - Banjir pada awal tahun 2020 merendam hampir seluruh Jakarta. Bakhan banjir ini juga meluas ke sebagian wilayah penyangga ibukota seperti Depok, Bekasi, Tangerang dan Tangerang Selatan.

Terkait banjir ini, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono 'menyentil' kinerja Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan karena belum mengatasi banjir karena proses membebaskan lahan untuk normalisasi Kali Ciluwung terhambat.

Ia menyebut dari sepanjang 33 kilometer Kali Ciliwung, Pemprov DKI baru menormalisasi hanya 16 kilometer. Akibatnya, banjir di awal tahun ini melanda wilayah ibu kota.

"Namun mohon maaf Bapak Gubernur selama penyusuran Kali Ciliwung ternyata sepanjang 33 km itu yang sudah ditangani dinormalisasi 16 km. Di 16 km itu kita lihat insyaallah aman, tapi yang belum tergenang," ungkap Basuki di Monas, Rabu (1/1/2020).

Dengan alasan tersebut, Basuki mengaku bahwa pihaknya akan berdiskusi dengan Pemprov DKI Jakarta untuk membahas normalisasi Kali Ciliwung. Anies, kata dia, telah mengambil langkah pembebasan lahan.

"Termasuk di kali Pesanggarahan juga dengan sodetan Kali Ciliwung ke Banjir Kanal Timur, beliau mengambil langkah-langkah untuk pembebasan lahannya karena 1,2 km, 600 meter sudah kita kerjakan. Kami menunggu sekarang kesepakatan dengan masyarakat," ujarnya.

Sementara Anies sendiri tidak setuju dengan pendapat Menteri PUPR. Menurut dia, banjir yang merendam Jakarta justru disebabkan oleh pengelolaan air dari hulu menjadi kunci menyelesaikan banjir di ibukota.

"Selama air dibiarkan dari selatan masuk ke Jakarta dan tidak ada pengendalian dari selatan, maka apa pun yang kita lakukan di pesisir termasuk di Jakarta tidak akan bisa mengendalikan airnya," tutur Anies.

Anies mencontohkan peristiwa banjir di Kampung Melayu, Jakarta Timur pada Maret 2019. Wilayah tersebut menurutnya, sudah dilewati oleh normalisasi sungai. Namun, tak begitu saja menghilangkan banjir di lokasi tersebut.

"Kita bersyukur bahwa sekarang Kementerian PUPR sedang menyelesaikan dua bendungan. Dan kalau dua bendungan itu selesai, maka volume air yang masuk ke pesisir bisa dikendalikan," tambahnya.

"Tapi, selama kita membiarkan air mengalir begitu saja. Selebar apapun sungainya, maka volume air itu akan luar biasa. Karena makin banyak kawasan yang digunakan untuk perumahan. Sehingga air pun mengalir ke sungai," sambungnya.(Hdi)

BERITA TERKAIT