PMJ - Virus Corona yang telah menyebar dari pusat kota Wuhan, China. Fenomena ini disebut telah membuat para pelaku pasar keuangan menjauhi aset beresiko perdagangan di Asia, Selasa (21/1) kemarin.

Sentimen negatif tersebut, diprediksi akan melemahkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Pemikiran minus lainnya juga muncul dari prediksi IMF terhadap perlambatan pertumbuhan ekonomi global.

Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra memproyeksikan mata uang Garuda akan kembali melemah melawan dolar AS. Rupiah berpotensi merosot turun hingga kisaran Rp13.640 hingga Rp13.700 per dolar AS.

"Mewabahnya virus ini menganggu perekonomian yang mendorong pasar keluar dari aset berisiko di negara berkembang. Hal tersebut bisa menekan rupiah terhadap dolar AS," jelas Ariston saat dikonfirmasi, Rabu (22/1/2020).

Di sisi lain, ada kabar yang menyebutkan bahwa The Fed menyuntikan dana USD500 miliar ke pasar via repo untuk menstabilkan likuiditas dan menjaga pelemahan rupiah agar terperosok terlalu dalam.(Fni/Hdi)