test

News

Sabtu, 7 Maret 2020 20:08 WIB

WHO Kebut Penelitian Vaksin Penawar Virus Corona

Editor: Ferro Maulana

Puluhan ribu orang di seluruh dunia terjangkit virus corona. (Foto: PMJ News)
Puluhan ribu orang di seluruh dunia terjangkit virus corona. (Foto: PMJ News)

PMJ - Wabah virus corona atau COVID-19 telah menyebar ke banyak negara. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengeluarkan roadmap penelitian dan pengembangan untuk mengatasi epidemi virus ini.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyampaikan, WHO telah menggelar pertemuan Februari lalu. Dihadiri 400 ilmuwan lebih, pertemuan ini untuk mengidentifikasi prioritas penelitian untuk menemukan vaksin dan terapi dalam jangka panjang.

Adapun prioritas penelitian COVID-19 diantaranya mencakup upaya untuk mencari tahu sejarah alami virus, epidemiologi, vaksin, diagnostik, terapi, manajemen klinis, pertimbangan etis, dan ilmu sosial.

Menurut Tedros, mengkoordinasi penelitian agar grup-grup berbeda di seluruh dunia saling melengkapi satu sama lain sangat vital agar WHO dapat memberikan saran yang lebih baikdan negara-negara dan mengambil keputusan berbasis bukti ilmiah yang mampu menyelamatkan nyawa.

"Karena itu WHO telah mengembangkan seperangkat protokol inti yang menetapkan standar tentang bagaimana penelitian harus dilakukan, dan untuk mengumpulkan data penting sehingga kita dapat membandingkan apel dengan apel dan mengumpulkan data dari berbagai penelitian," ujar dia.

WHO juga mengembangkan protokol penelitian untuk menilai intervensi pada masyarakat yang kehilangan haknya seperti pengungsi dan orang-orang yang dipindahkan secara internal, kata Tedros. WHO sangat terbantu dengan peningkatan level ketertarikan untuk mengakselerasi penelitian sebagai bagian dari respons.

Sejauh ini, WHO telah menerima aplikasi untuk peninjauan dan persetujuan dari 40 tes diagnostik. Selain itu, ada20 vaksin yang sedang dikembangkandan banyak uji klinis terapi sedang berlangsung.

"Bahkan ketika kita menguji terapi, kita perlu memastikan bahwa persediaan obat-obatan untuk itu tersedia jika terbukti efektif," tukasnya.

Pengembangan vaksin

Kecepatan infeksi virus corona tipe baru yang awal Desember 2019 menyebar di Wuhan, Provinsi Hubei, China, membuat para peneliti dunia tertantang untuk memecahkan persoalan kesehatan tersebut.

"Kita sekarang berada di ambang mencapai 100.000 kasus yang terkonfimasi,"kata Tedros.

Guna mengatasi epidemi tersebut, Shanghai East Hospital of Tongji University mengembangkan vaksin mRNA untuk melumpuhkan virus corona baru penyebab COVID-19.

Menurut laporan yang dilansir kantor berita Xinhua, Sabtu (7/3/2020), vaksin tersebut akan dikembangkan bersama oleh rumah sakit dan Stermirna Therapeutics Co., Ltd.

CEO Li Hangwen menyebut waktu kurang dari 40 hari diperlukan untuk memproduksi sampel vaksin berdasarkan generasi baru teknologi mRNA dan beberapa prosedur pendahuluan. Sampel akan dikirim untuk tes dan dibawa ke klinik.

Siklus produksi vaksin tradisional dapat memakan waktu lima hingga enam bulan. Vaksin mRNA memiliki keunggulan karena siklus pengembangan dan produksinya yang lebih pendek.

Pada Senin (10/2), Xinhua yang mengutip Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China mengenai kandidat vaksin dengan target virus corona baru yang telah diujikan pada hewan.

Sampel vaksin tersebut telah disuntikkan ke 100 tikus setelah dua minggu mereka berhasil mengisolasi strain virus corona baru pertama pada 24 Januari.

"Itu masih tahap yang sangat awal untuk pembuatan vaksin," kata seorang pejabat Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China.

BERITA TERKAIT