test

News

Sabtu, 2 Mei 2020 17:38 WIB

Kisah Religi: Ikhtiar dan Selalu Bersyukur, Jangan Remehkan Pertolongan Allah SWT

Editor: Ferro Maulana

Muslim memanjatkan doa. (Foto: Ilsutrasi/ IST).

PMJ - Bagi setiap Muslim dapat mengambil hikmah dari kisah ini. Suatu hari ada seseorang yang terjebak bencana banjir. Ia berada di rumahnya dan terus berdoa kepada Allah SWT agar banjirnya segera surut.

Berkali-kali ia berdoa dan tak menggubris kondisi air yang terus naik. Kemudian, ada sebuah perahu kecil yang melalui di depan rumahnya. Sang penumpang memanggilnya untuk segera naik sebelum air menenggelamkan semuanya.

Namun, orang itu tidak mau. Ia masih tetap bertahan di dalam rumahnya dengan terus berdoa. "Ya Allah Engkau adalah Yang Paling Kuasa atas segala sesuatu. Maka selamatkan aku ya Allah, hentikan banjir ini," pintanya.

Air pun semakin tinggi dan kondisi orang itu makin kritis. Pada saat itu, ada perahu kedua yang melintas dan mengajaknya untuk segera naik perahu untuk menyelamatkan diri. Tetapi kembali, ia tak mau. Ia masih meyakini bahwa Allah SWT akan menghentikan banjir seketika dan menyelamatkan dirinya karena doanya.

Hingga ada kapal ketiga yang menawarkan bantuan, ia pun tetap tak peduli. Sampai akhirnya, banjir menenggelamkan orang tersebut.

Setelah di Akhirat, ia pun protes kepada Allah SWT tentang peristiwa itu. Ia meminta keadilan dari Allah SWT mengapa ia telah berdoa dengan sungguh-sungguh namun tetap menenggelamkannya bersama banjir.

Ia protes kenapa Allah SWT tidak menyelamatkannya dan Malaikat Izrail tetap mengambil nyawanya meskipun ia telah berdoa kepada Allah SWT Mendengar hal tersebut malaikat pun berkata pada orang tersebut bahwa bukannya Allah SWT tidak menolongnya.

Allah SWT telah mengabulkan doa dan menolongnya. Namun, ia sendiri yang menolak dan tidak mau ditolong oleh Allah SWT. "Allah sudah mendatangkan tiga perahu untuk menolongmu. Namun, kamu tidak menyadarinya. Jangan mengira bantuan itu dalam bentuk langsung dari Allah SWT."

"Allah SWT menolong manusia bisa melalui orang lain. Ia memberi pertolongan melalui cara dan jalan lain," ujar Malaikat kepadanya.

Semua makhluk yang ada di dunia ini bergerak sesuai dengan kehendak Allah SWT. Termasuk jika Allah SWT tidak menghendaki tiga perahu melintasi rumahnya, maka tak akan ada yang menawarkan bantuan saat banjir melanda.

Ikhtiar Itu Penting

Inilah kisah inspiratif yang disampaikan Pengasuh Pesantren Tegalrejo Magelang, Jawa Tengah KH Yusuf Chudlori pada Ngaji Ramadhan yang disiarkan langsung melalui akun Facebook Gus Yusuf Channel.

Ikhtiar perbuatan Dalam Ngaji Ramadhan daring kitab Ayyuhal Walad karya Imam al-Ghazali ini, Gus Yusuf mengingatkan bahwa ikhtiar setiap individu itu penting dalam menyelamatkan diri dari setiap musibah termasuk di saat wabah Covid-19.

Tak hanya ikhtiar keyakinan, tetapi juga harus ada ikhtiar perbuatan. Setiap individu harus mematuhi imbauan para ulama dan pemerintah dalam upaya melewati masa sulit ini. Ego dengan merasa benar serta sikap seperti orang dalam kisah tersebut harus disingkirkan jauh-jauh.

"Saat ini, di musim pandemi corona pertolongan Allah SWT lewat tenaga medis. Allah SWT menolong hamba-Nya bisa dari makhluk-makhluknya yang lain. Siapa yang berterima kasih pada Allah SWT, maka ia berterima kasih kepada manusia," tuturnya.

Belum lama ini ketika dijumpai masyarakat yang "ngotot" tidak mematuhi protokol kesehatan yang sudah ditetapkan ahli kesehatan dan pemerintah dalam usaha memerangi virus corona.

Seperti, sempat viral beredar video seorang warga yang tidak mau diisolasi setelah positif terkena Covid-19. Alih-alih patuh pada pemerintah, ia justru memaksa ikut salat tarawih di Masjid bersama jamaah lain.

Ia tidak percaya pada tenaga medis dan berkeyakinan hanya Allah SWT yang mampu menyembuhkannya. Sikap "ngotot" tanpa ilmu di tengah pandemi global sudah seharusnya dihilangkan. Berbicara dan bertindak tanpa ilmu bukan hanya merugikan diri sendiri namun juga bisa membahayakan orang lain. (Sumber: Nahdlatul Ulama/ FER)

BERITA TERKAIT