test

News

Selasa, 19 Mei 2020 17:40 WIB

Hikmah Qanaah Dalam Sahur dan Berbuka di Bulan Puasa

Editor: Ferro Maulana

Menu sahur dan buka Puasa. (Foto: Dok Net/ Ilustrasi)

PMJ - Qanaah merupakan salah satu akhlak terpuji. Sebaliknya sikap tamak dan tak puas dengan apa yang ada merupakan akhlak yang buruk sebab tidak mencerminkan rasa syukur kepada Allah SWT.

Apa yang dilakukan istri terhadap suami serta anak-anaknya dan juga sebaliknya pada saat sahur atau pun berbuka dengan mengonsumsi sayur asem dari pemberian tetangga yaitu mengajak untuk sama-sama belajar berqanaah, apalagi di bulan Puasa yang tentu hikmahnya sangat besar.

Qanaah dalam hal makan memang ada rujukannya, yaitu Hadits Rasulullah SAW sebagai berikut:  ??? ??? ????  Artinya, “Makanlah dari apa-apa yang ada di dekamu.” (HR: Bukhari dan Muslim)

Banyak ulama menjelaskan bahwa hadits tersebut mengajarkan kepada kita untuk berqanaah. Hadits itu tidak saja bermakna bahwa kita tidak sebaiknya menginginkan makanan yang berada jauh dari jangkauan kita, lalu meminta orang lain mengambilkan, tetapi juga bermakna bahwa kita sebetulnya tidak perlu mencari apa yang tidak ada.

Cukuplah menyantap apa yang sudah tersedia di atas meja. Hal seperti itulah yang ingin dicoba seorang isteri pada hari itu agar keluarganya atau sebagai orang tua memberikan contoh kepada anak-anak agar terbiasa berqanaah dalam menu makan.

Seorang istri tentu tidak salah sebab seperi itulah yang dicontohkan Rasulullah SAW dalam kehidupan sehari-harinya. Dalam hadits lain Rasulullah mengatakan: ??? ????? ??? ???? ????? Artinya, “Dan jadilah seorang yang qanaah, niscaya engkau menjadi manusia yang paling bersyukur.” (HR. Ibnu Majah)

Jadi bagi kami menerima kiriman sayur asem dari tetangga sebagai sedekah di bulan Ramadhan merupakan sesuatu yang patut kita syukuri. Bahwa kemudian sayur itu oleh istri saya disajikan untuk makan sahur yang mungkin kurang pas dari segi waktu, justru itulah relevansinya dengan belajar berqanaah.

Maka di akhir sahur seorang muslim mengucapkan terima kasih kepada istrinya atau sebaliknya, atas ajakannya untuk menjadi orang bersyukur.  (Sumber: Nahdlatul Ulama/ FER).

BERITA TERKAIT