PMJ - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Neraca perdagangan Mei 2020 mengalami surplus sebesar USD2,09 miliar. Namun kenaikan itu mayoritas disumbang oleh penurunan ekspor sebesar 28,9 persen dan impor turun 42,2 persen.

"Neraca perdagangan Mei (2020) mengalami surplus sebesar USD2,09 miliar," jelas Kepala BPS, Suhariyanto dalam keterangannya, Senin (16/5/2020).

"(Tapi) ekspor kita mengalami pertumbuhan negatif baik untuk industri pengolahan, pertanian dan pertambangan. Impor turun curam baik karena barang konsumsi dan bahan baku dan barang modal," sambungnya.

Suhariyanto menyebut selama Mei ekspor sebesar USD10,53 miliar, artinya terdepresiasi sebesar 13,40 persen jika dibandingkan dengan bulan April 2020. Pun demikian dengan nilai impor Mei yang mencapai USD8,44 miliar, turun sebesar 32,65 persen.

"Kalau dibandingkan pada posisi April 2020 maka nilai total ekspor pada Mei 2020 mengalami penurunan 13,40 persen dan bisa dilihat bahwa selama April ke Mei ekspor migas mengalami kenaikan tetapi, sebaliknya ekspor non migasnya turun," paparnya.

Sementara itu, neraca perdagangan kumulatif Januari hingga Mei 2020 tercatat surplus USD4,31 miliar. Posisi ini jauh lebih baik bila dibandingkan dengan posisi periode sama tahun sebelumnya yang mengalami defisit USD2,71 miliar.