test

Kesehatan

Selasa, 8 September 2020 10:02 WIB

Hindari, Ini Tiga Sebab Kasus Covid-19 Muncul dari Klaster Keluarga

Editor: Hadi Ismanto

Beraktivitas di rumah bisa menghindari penularan virus Corona (Foto: PMJ News/Ilustrasi/Hdi).

PMJ - Belakangan ini kasus positif Covid-19 mulai bermunculan dari klaster keluarga. Terbukti, di sejumlah wilayah terdapat laporan bahwa klaster rumah.

Menurut laporan @pandemictalks, wilayah yang memiliki kasus klaster keluarga antara lain Bogor sebanyak 189 kasus dari 48 keluarga. Kemudian, Bekasi dengan klaster keluarga sebanyak 155 dengan jumlah kasus 437.

Belum lagi di Yogyakarta ada 9 klaster keluarga, yang di dalamnya terkonfirmasi positif Covid-19 sebanyak 13 orang. Semarang pun ada 8 klaster keluarga dengan 10 orang positif. Terakhir, Malang dengan 10 klaster keluarga dengan 35 kasus di dalamnya.

Menilik dari kasus tersebut, tim @pandemictalks menyebut ada tiga faktor yang menyebabkan klaster keluarga semakin masif antara lain adalah:

1. Membiarkan anak-anak bermain bersama di lingkungan komplek atau perumahan tanpa protokol kesehatan dan protokol ventilasi, durasi dan jarak (VDJ) yang kuat.

Perlu diketahui, anak-anak bisa berperan sebagai pembawa virus. Pemahaman protokol kesehatan anak-anak tidak sekuat orang dewasa, karena itu anak-anak 3 kali lipat menyentuh barang daripada orang dewasa.

Terkait dengan protokol VDJ, dapat dijelaskan secara singkat yaitu diharapkan setiap rumah memiliki ventilasi udara yang baik supaya udara mengalir dengan baik (ventilasi), waktu bertemu dengan orang sebisa mungkin dikurangi.

Pasalnya, di sana ada obrolan yang memungkinkan droplets menyebar (durasi), dan yang tak kalah penting jaga jarak menjadi hal penting dan ini menjadi salah satu faktor kuat penyebaran terjadi (jarak).

2. Kegiatan berkumpul warga pun menjadi cara virus corona menyebar dari satu orang yang terinfeksi ke orang lain dengan mudah. Sebab, biasanya saat warga sudah berkumpul, jaga jarak sulit sekali diterapkan.

Kegiatan berkumpul warga ini seperti saling mengunjungi sesama warga, arisan, acara silaturahmi warga, rapat warga, perayaan hari besar negara atau agama, kegiatan musik, kegiatan olahraga bersama, pun kegiatan penyuluhan.

3. Melakukan liburan, piknik atau jalan-jalan ke tempat publik yang ramai. Hal ini juga meningkatkan risiko klaster keluarga bisa terjadi. Sebab, anggota keluarga berpotensi membawa virus saat kembali ke lingkungan rumah atau warga.

Jadi, sebaiknya kegiatan keluarga tetap dilakukan di rumah agar lebih aman dan sehat.(Hdi)

BERITA TERKAIT