test

Fokus

Sabtu, 19 September 2020 09:19 WIB

Petaka Kenalan di Aplikasi Kencan, Berujung Maut Dimutilasi

Editor: Ferro Maulana

PMJ - Kerap kesendirian mendorong seseorang untuk mencari teman ataupun pasangan yang bisa menemani hidupnya. Saat ini, hal tersebut bisa menjadi lebih mudah berkat adanya bantuan dari berbagai macam aplikasi kencan online.

Meski begitu para pengguna fitur aplikasi kencan online tetap diharapkan untuk selalu berhati-hati. Salah-salah memilih, bukannya mendapat teman kencan atau pasangan, malah nyawa bisa melayang, seperti kisah nyata ini.

Penemuan jasad di Apartemen Kalibata City beberapa hari yang lalu menggemparkan publik Tanah Air. Korbannya yaitu seorang pria bernama Rinaldi Harley Wismanu yang dimutilasi. Pembunuhan sadis tersebut dilakukan oleh LAS (27) dan DAF (26).

Dua pelaku pembunuhan berencana dengan mutilasi. (Foto ; PMJ/Fjr).

“DAF dan LAS ini bisa dikatakan mereka ini pasangan kekasih, pacaran ini,” ungkap Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana, belum lama ini.

Ditemukan Fakta Baru

Fakta baru pembunuhan Rinaldi yang dimutilasi diungkap oleh kepolisian. Ternyata dua sejoli tersangka sudah merancang pembunuhan tersebut.

Kapolda Metro mengatakan dari hasil pemeriksaan, pasangan ini memang sudah lama ingin membunuh Rinaldi. “LAS dan DAF memang sudah merencanakan untuk membunuh korban,” sambungnya.

Berkenalan melalui aplikasi kencan
LAS dan korban saling mengenal cukup lama. Keduanya sudah menjalin komunikasi sejak lama lewat aplikasi kencan online, Tinder.

Aplikasi Tinder. (Foto: PMJ/ Dok Net)

Motif tindakan kejahatan itu karena si dua sejoli ingin menguras harta korban. “Motif ingin menguasai harta milik korban,” ungkap Kapolda.


Rencana Jahat

Untuk melaksanakan niat biadab itu, kedua pelaku menyusun rencana. Kedua tersangka berbagi peran. Nana menuturkan tersangka DAF berperan sebagai eksekutor pembunuhan sekaligus memutilasi korban.

Sementara si kekasih, LAS bertugas mengajak korban untuk bertemu di sebuah apartemen di bilangan Pasar Baru, Jakarta Pusat.

Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Nana Sudjana saat memberikan keterangan. (Foto ; PMJ/Fjr).

“Keduanya (DAF dan LAS) masuk ke Apartemen pada 7 September 2020. Mereka rencananya hendak menyewa sampai 12 September 2020,” ujar Nana.

Profil Korban

Sekedar informasi, korban bekerja sebagai Human Resource & General Affair (HRD) di salah satu perusahaan konstruksi asal Jepang. Berdasarkan penelusuran PMJ News, Rinaldi sempat membuat konten YouTube.

Melalui akun YouTube-nya, ia mengunggah sebuah video dengan judul "Merantau di Negeri Sakura". Video yang diunggah pada tahun 2017 itu menjadi vlog pertama dan terakhir Rinaldi.

"Mahasiswa Indonesia: Rinaldi Harley Wismanu (Ren) adalah Mahasiswa Magister Studi Luar Negeri Tokyo University. Ren tinggal di kota Fuchu, bagian barat Tokyo. Dia sudah 6 tahun tinggal di Jepang. Ren akan memperkenalkan tentang kehidupan sehari-hari di Jepang sebagai sudut pandang orang Indonesia (pelajar)," demikian keterangan yang ditulis Rinaldi.

Rinaldi Harley Wismanu. (Foto: Dok Net)

Kehidupan Pribadi Korban

Dalam video, Rinaldi bercerita soal kehidupannya selama di Jepang. Ia juga mengeksplorasi kampus tempatnya belajar.

Rinaldi juga memperlihatkan kamarnya selama tinggal di Jepang. Dia menunjukkan setiap sudut tempat tinggalnya, mulai dari tempat tidur, kamar mandi hingga dapur. Dia juga menunjukkan kecap kesukaannya di Jepang.

Dirinya juga memperkanalkan kuliner Jepang yang halal, murah dan enak. Di sepanjang videonya, Rinaldi tampak begitu bersemangat ketika menampilkan kesehariannya di Negeri Matahari Terbit.

Walaupun video tersebut sudah lama, tetapi warganet baru-baru ini membanjiri video Rinaldi untuk mengucapkan belasungkawa.

"Innalillahi wainaillahi rajiuun semoga amal dan ibadahnya diterima oleh Allah SWT aamiin," komentar warganet.

Temuan Fakta Baru Dalam Rekonstruksi

Adegan rekonstruksi dalam kasus mutilasi. (Foto: PMJ News/ Fjr).

Wadir Krimum Polda Metro Jaya AKBP Jean Calvijn Simanjuntak mengatakan dalam rekonstruksi pembunuhan mutilasi yang dilakukan tersangka DAF (26) dan Las (27) terhadap korban Renaldi Harley Wismanu (33), pihaknya menemukan beberapa fakta baru terkait pembunuhan mutilasi tersebut.

AKBP Jean Calvijn mengatakan sebanyak 6 fakta baru ditemukan dalam rekonstruksi itu. Fakta pertama kedua tersangka itu sudah merencanakan untuk mengajak korban datang ke apartemen itu untuk melakukan hubungan seks. kemudian, tersangka DAF nantinya akan berpura-pura sebagai suami LAS. Kalau rencana itu tidak berhasil kedua tersangka langsung mengeksekusi korban.

"Fakta kedua sebelum eksekusi korban tersangka LAS meminta password dari hp milik korban untuk mengetahui semua catatan korban, mulai dari rekening, ataupun catatan penting," kata Jean Calvijn di Jakarta Pusat, Jumat (18/9/2020) kemarin.

Fakta ketiga tersangka DAF itu diketahui sebelum memutilasi korban, tersangka belajar otodidak melalui media sosial untuk cara memutilasi karena kebingungan untuk membawa korban keluar dari tempat tersebut.

"Fakta keempat dari lima hari ini berada dikamar 3 hari pembunuhan, 2 hari melakukan mutilasi, dan 2 hari selanjutnya melakukan penguburan kepada korban," ungkapnya.

Fakta kelima para tersangka ini mempunyai dua tahapan pengiriman bagian tubuh korban dengan ada tiga media yang ada yakni, 2 koper dan 1 ransel. Koper satu dan ransel itu dimiliki oleh para tersangka, sedangkan untuk koper satunya lagi dibeli oleh para tersangka.

Wadirkrimum Polda Metro Jaya AKBP Jean Calvijn Simanjuntak. (Foto: PMJ News/ Fjr).

"Fakta keenam pada saat tanggal 16 September direncanakan dan tanggal 17 September itu akan melakukan penguburan korban di belakang rumah di sebuah kontrakan yang mereka sewa selama satu bulan. Mereka ini menyiapkan aksi tersebut secara matang," pungkasnya.

Atas perbuatannya tersebut kedua tersangka dipersangkakan Pasal 340 KUHP, Pasal 338 Jo Pasal 365 KUHP dengan ancaman hukuman mati, pidana penjara seumur hidup, dan paling lama penjara selama 20 tahun.

Tiga Langkah Terhindar dari Kejahatan Kencan Online

Berkenalan atau menjalin hubungan dengan lawan jenis yang benar-benar baru dan tidak pernah kamu tahu sebelumnya bukanlah perkara mudah. Kamu tidak bisa langsung percaya begitu saja kepadanya.

Agar tidak mudah tertipu saat berkenalan melalui aplikasi kencan online, berikut ini beberapa tipsnya

Menurut Psikolog Tara de Thouars, saat menjalani masa perkenalan dalam sebuah hubungan yang mengarah ke pernikahan, sangat penting memperhatikan perasaan aman serta nyaman.

Kasus pornografi (Foto: Ilustrasi/ PMJ News/ FIF).

Jika tidak merasa aman dan nyaman maka sebuah relasi yang serius dan sehat sulit untuk terbentuk karena kamu tidak akan membuka hati dan diri sepenuhnya pada orang lain.

"Yang terpenting yakini diri kita sendiri, merasa amankah kita, yakinkah kamu bahwa ikut aplikasi kencan online ini kamu merasa nyaman dalam menjalani hubungan asmara," tutur Tara.

Faktor kedua, aplikasi dan orang-orang di dalamnya harus bisa dipercaya. Salah satu cara untuk menyadari apakah orang-orang yang terlibat ini serius dalam menjalani hubungan adalah dengan mengetahui bahwa aplikasi cari jodoh online itu sendiri memang dapat dipercaya sehingga orang-orang di dalamnya juga terpercaya.

"Caranya kita bisa lihat dari sistem keamanan aplikasinya. Contohnya, untuk bergabung pada suatu aplikasi kencan online harus ada beberapa data verifikasi yang harus dimasukkan seperti KTP atau SIM hingga sertifikat sekolah dan pasport. Nah semakin banyak verifikasinya berarti orang tersebut akan semakin serius untuk menjalani hubungan," ungkap Tara.

Langkah ketiga, menurut Tara salah satu hal yang terpenting untuk mengetahui seseorang serius untuk menjalani hubungan melalui aplikasi cari jodoh online ini adalah tidak ada hal-hal atau percakapan yang menjurus tentang seks.

"Amannya dan kita tahu kalau orang tersebut baik adalah dalam percakapan yang dilakukan tidak ada yang berbau porno dan seksual," katanya menutup pembicaraan. (Dbs/ Fer)

BERITA TERKAIT