test

Kesehatan

Sabtu, 11 Maret 2023 22:01 WIB

Ahli Ungkap Bahaya Bila Tak Cuci Tangan Sehabis dari Toilet

Editor: Hadi Ismanto

Cuci tangan sehabis dari toilet mencegah penyebaran bakteri. (Foto: Ilustrasi/Dok PMJ News)

PMJ NEWS - Sekelompok ilmuwan Inggris menemukan bakteri yang biasanya menyebar melalui kotoran, ceret, gagang pintu lemari es, mesin kopi, dan tombol microwave.

Ahli mikrobiologi dari Liverpool School of Tropical Medicine (LSTM) di Inggris sekaligus kepala peneliti, Adam Roberts menyebut risiko penyebaran bakteri berasal dari orang yang tidak mencuci tangan dengan bersih setelah pergi ke toilet.

"Potensi efek samping dari ini jika seseorang yang lebih rentan terhadap infeksi kemudian menyentuh permukaan yang sama, mereka mungkin berisiko menjadi sakit," ungkap Adam seperti dikutip dari laman The Sun, Sabtu (11/3/2023).

Untuk mendapatkan sampel bakteri, tim mengambil penyeka dari area dapur bersama di ruang kantor dan area pekerja konstruksi.

Hasilnya, mereka menemukan beberapa jenis bakteri yang berbeda, termasuk Escherichia coli (E.coli). Ini adalah bakteri umum yang dapat menyebabkan berbagai penyakit gastrointestinal, seperti diare dan infeksi saluran kemih (ISK).

Pseudomonas yang sering dikaitkan dengan infeksi pernafasan seperti pneumonia juga ditemukan. Sementara Klebsiella, mikroba yang juga dapat menyebabkan pneumonia dan menyebar melalui feses, terdapat di hampir semua 11 peralatan dapur.

Direktur Kesehatan Masyarakat untuk Warrington, Thara Raj, mengatakan pegangan pintu lemari es, mesin kopi, dan ceret tampaknya menjadi sarang bakteri. Semua barang tersebut adalah yang sering dipegang orang setiap hari.

"Hal utama yang perlu diingat adalah bakteri ini sama sekali tidak terlihat oleh mata telanjang. Jadi, meskipun barang-barang ini terlihat bersih, sebenarnya bisa menjadi rumah bagi banyak mikroba yang berbeda," ucap dia.

Studi ini merupakan bagian dari kampanye Simple Things untuk mendorong orang membantu mengurangi penyebaran penyakit seperti flu, norovirus, dan flu biasa. Ini dilakukan ketika kasus norovirus berada pada level tertinggi dalam lebih dari satu dekade.

BERITA TERKAIT