test

Olahraga

Rabu, 26 Juni 2019 07:03 WIB

Wawancara Khusus Tentang Kisah Perjalanan Karier Penyerang Liverpool Sadio Mane

Editor: Redaksi

Sadio Mane. (Foto: Dok Net)
PMJ - Sebelum dikenal sebagai salah satu pesepakbola terbaik saat ini, penyerang Sadio Mane mengalami perjuangan super berat. Seperti apa kisah perjalanan kariernya? Seperti kebanyakan warga Afrika yang mengalami kesulitan perkara ekonomi, Mane juga harus berjuang ekstra keras untuk menyambung hidup. Sebelum setenar saat ini Mane bahkan sampai harus ‘minggat’ dari rumah demi bisa berlatih sepakbola. Keputusan berat itu dilakukan setelah keluarga di kotanya kebanyakan berharap anak-anaknya untuk menempuh pendidikan setinggi mungkin. Karena itu menjadi atlet sepakbola bukanlah keputusan yang bisa diterima oleh mayoritas keluarga di Afrika. “Saya menyiapkan semua keperluan. Sampai suatu saat saya tahu tidak punya uang sama sekali,” ungkap Mane. “Saat matahari terbenam, saya bersembunyi di semak-semak depan rumah saya. Tas olahraga dan barang-barang sudah saya persiapkan sehingga tidak membuat kegaduhan saat pergi dari rumah,” lanjutnya. “Dan keesokan paginya, sekitar jam 6 pagi, saya pergi dengan hanya menggosok gigi tanpa mandi. Saya pergi tanpa memberi tahu siapa pun, kecuali sahabat saya,” sambutnya. “Saya berjalan cukup lama untuk bertemu dengan teman yang meminjamkan sejumlah uang sehingga saya bisa naik bus ke Dakar. Di sana, saya disambut oleh keluarga baru. Saya segera mengambil bagian dalam sesi pelatihan di tim yang bagus,” jelasnya menambahkan. Walaupun sempat tak terlacak oleh keluarganya, namun akhirnya aksi pergi dari rumah diketahui oleh pihak keluarga yang mendapat informasi dari temannya. Mane pun pulang dengan syarat diperbolehkan untuk terus bermain sepakbola. “Tetapi orang tua saya mencari saya ke mana pun. Mereka yakin bahwa sahabat saya tahu keberadaan saya. Dia (sahabat Mane) coba bertahan, dia tidak mengatakan apa-apa, tapi mereka menekannya, dan akhirnya dia menyerah,” tuturnya mengisahkan. “Orang tua saya kemudian meminta saya untuk pulang. Saya tidak mau karena saya malu untuk pulang, tetapi saya akhirnya setuju dengan syarat bahwa mereka akan membiarkan saya mencoba keberuntungan saya (di sepakbola) begitu tahun ajaran (sekolah) berakhir,” paparnya. Usahanya pun membuahkan hasil. Ia kini sukses menjadi salah satu pemain top dunia. Bersama Liverpool ia kian matang dengan raihan trofi Liga Champions dan top skorer Liga Utama Inggris musim 2018/2019. (Liverpool Echo/ FER).  

BERITA TERKAIT