Selasa, 25 Oktober 2022 15:06 WIB
Hari Penembakan, Adik Almarhum Brigadir J Rasakan Kejanggalan di Rumah FS
Editor: Fitriawan Ginting
Penulis: Fajar Ramadhan
PMJ NEWS - Kuasa hukum keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak, dalam persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel) mengungkapkan sebuah kejanggalan yang terjadi pada hari tewasnya Brigadir J.
“Adik almarhum ini menganggap Pak Ferdy Sambo itu sebagai keluarganya, jadi dia sudah sering mondar-mandir ke rumah itu. Karena adik almarhum ini juga dekat dengan ibu PC, sering chating-chatingan atau wa-waan termasuk di bulan Mei ketika Ibu PC dan Pak Ferdy Sambo naik jet pribadi ke Bali membawa anak-anaknya termasuk anjingnya semua dibawa ke sana, di situ mereka juga chating-chatingan melalui WhatsApp,” ujar Kamaruddin di PN Jaksel, Selasa (25/10/2022).
“Tetapi khusus tanggal 8 Juli 2022, adik almarhum entah karena gerangan apa dia datang ke rumah itu pulang kerja. Karena dia kerja sebagai sekuriti di Yanma, tapi khusus di sore hari itu dia digeledah oleh Daden. Daden itu adalah ajudan kesayangan Ferdy Sambo. Dia digeledah apakah membawa senpi atau tidak. (Yang) Geledah dua orang, Daden dan Romi. Romi juga ajudan yang biasa menemani Ferdy Sambo di rumah Bangka. Nah adik almarhum saksi Reza merasa aneh karena selama dia kunjungan ke situ beberapa tahun tidak pernah digeledah,” imbuhnya.
Kamaruddin melanjutkan, Reza kemudian berusaha memasuki rumah tersebut. Namun Reza dicegat dan diminta menunggu di kantor Karo Provos.
“Daden mengatakan harus pakai baju pakaian dinas harian lepas sedangkan pakaian dinas harian lepas ada di laundry. Akhirnya dia tidak jadi masuk ke rumah itu tetapi langsung pergi ke laundry. Tetapi ada pemandangan dia yang aneh katanya, selama dia datang ke rumah itu belum pernah melihat ada satpam mencuci rumah, tetapi khusus di sore hari kurang lebih menjelang maghrib itu rumah dicuci oleh satpam di rumah Saguling,” paparnya.
“Itulah menurut dia yang aneh, kemudian dia pergi ke laundry karena informasi dari Daden, dia harus pergi cepat-cepat menghadap Karo Provos, maka dia sempat lagi mau balik ke rumah Duren Tiga karena jarak dari Saguling ke Duren Tiga kurang lebih 500 meter. Dia mau ganti baju di situ, tapi di rumah Duren Tiga itu sudah banyak mobil Provos, sudah banyak anggota Provos berseragam lengkap, sehingga dia segan tidak jadi mampir ke rumah itu buat ganti baju. Maka dia pulang ke kosannya, itu lah temuan temuan kami yang janggal, Yang Mulia,” jelasnya.