test

Kesehatan

Kamis, 6 Februari 2020 09:04 WIB

Ngeri, Kemacetan Bisa Tingkatkan Resiko Kanker Paru-paru

Editor: Ferro Maulana

Ilustrasi kota termacet di Asia. (foto: PMJ/FIF)

PMJ - Kanker paru menjadi salah satu penyakit mematikan yang banyak diderita masyarakat. Menurut WHO, pada tahun 2015 ada sekitar 1,7 juta kematian disebabkan penyakit ini. Kebiasaan merokok dianggap sebagai penyebab utamanya.

Tapi tau kah kamu, kanker paru-paru juga bisa terjadi pada orang yang belum pernah merokok. Setidaknya ini diungkap seorang kepala departemen pulmonologi di Rumah Sakit Fortins Shalimar Bagh, Vikas Maurya.

Menurut dia, kanker paru pada bukan perokok dianggap sebagai penyebab keenam atau ketujuh dari kematian akibat kanker paru-paru yang paling umum di Amerika. Di India juga sejumlah besar pasien sedang didiagnosis penyakit ini tanpa riwayat merokok tembakau.

"Kanker paru pada bukan perokok disebabkan polusi udara, baik di luar atau dalam ruangan. Paparan asap rokok, paparan asbes, paparan gas radon, asap knalpot dan kecenderungan genetik,” ujar Maurya, seperti dilansir laman Indian Express, Kamis (6/2/2020).

Maurya juga mencontohkan, paparan udara yang tercemar di zona kemacetan pun bisa berkontribusi pada peningkatan jumlah kasus kanker paru-paru.

Sebuah penelitian baru menunjukkan tingkat polusi di dalam mobil ditemukan hingga 40 persen lebih tinggi dengan pengemudi yang terkena 29 kali lebih banyak partikel polusi berbahaya, ketika dalam kemacetan lalu lintas dibandingkan dengan kondisi biasa.

Menurut penelitian telah ditemukan pada kemacetan lalu lintas, kipas mengisap udara kotor dari luar ke dalam kendaraan sehingga terjadi penumpukan polutan di dalam mobil.

Oleh karena itu, Maurya menuturkan, paparan jangka panjang terhadap udara beracun di kemacetan lalu lintas bersama dengan paparan harian di udara sekitar dapat menyebabkan kanker paru-paru.

Penting untuk memahami apa arti udara beracun ini dan bagaimana hal itu dapat menyebabkan kanker paru-paru. Emisi kendaraan menyumbang 25-40 persen dari polusi udara luar, terlepas dari polusi industri, energi dan pemanasan rumah tangga.

Berbagai penelitian telah menunjukkan paparan nitrogen oksida, sulfur dioksida dan hal-hal partikulat halus yang dilepaskan dari emisi kendaraan secara signifikan meningkatkan risiko kanker paru-paru.

Pun penelitian pada hewan menunjukkan ketika belerang dioksida dihirup dapat menyebabkan lesi DNA multi organ, termasuk di paru-paru yang pada gilirannya dapat berkembang menjadi kanker.

Dalam retrospeksi, permukaan partikel halus dapat menyerap berbagai bahan kimia. Dibandingkan dengan partikel kasar, partikel halus lebih cenderung meresap di dalam ruangan dan terhirup dalam-dalam di paru-paru.

“Oleh karena itu, paparan ambient terhadap partikel halus lebih umum dan lebih berbahaya," tukasnya.(Hdi)

BERITA TERKAIT