Selasa, 25 Februari 2020 09:05 WIB
Manis Sih, Tapi Minuman Ini Punya Efek Buruk Bagi Kulit Lho..
Editor: Ferro Maulana
PMJ - Siapa yang pernah mencoba Bubble Tea (boba), minuman yang tengah hits saat ini dan digemari kaum hawa. Dalam beberapa tahun belakangan ini, boba memang sedang populer.
Boba pun sering dicampurkan dalam minuman teh dan cappucino sebagai topping untuk pelengkap dari minuman tersebut. Keunikan dari rasanya menjadikan minuman ini digemari diseluruh negara.
Namun dibalik rasanya yang enak, ternyata boba mempunyai beberapa efek samping jika kita terlalu banyak mengonsumsinya. Satu boba sendiri mengandung gula olahan sebanyak 50 gram dan sekitar 500 kalori.
Seperti dilansir laman Healthessentials, Selasa (25/2/2020), berikut sejumlah efek negatif mengkonsumsi boba secara berlebihan bagi kesehatan kulit. Yuk, simak ulasannya dibawah ini.
1. Jerawat
Boba memiliki lebih dari sekedar campuran kimia yang penuh kalori kosong, dan terdiri dari bahan-bahan seperti gula, tapioka, dan susu, yang akan berdampak pada kulit wajah kita.
Terkadang kulit seseorang tidak dapat toleran dengan laktosa dan hormon dalam susu, yang cepat bereaksi dengan testosteron hingga meningkatkan produksi sebum atau zat berminyak yang bekerja untuk menyumbat pori-pori kulit yang menimbulkan jerawat.
2. Merusak kolagen dan elastin
Konsumsi gula berlebihan akan menghasilkan peningkatan kadar insulin yang memicu peradangan kronis dan stres oksidatif. Selama proses glikasi, akan ada zat baru yang muncul, yaitu AGEs atau produksi akhir dari glikasi.
AGE ini sangat merusak, dan ini merupakan enzim yang memecah dan melemahkan serat elastin dan kolagen, yang secara tidak langsung akan menyebabkan kulit berkerut, kusam, dan kendur.
3. Memicu reaksi alergi
Boba sangat memicu reaksi alergi dan kondisi kulit yang meradang seperti eksim, atau yang dikenal dalam bahasa medisnya yaitu dermatitis atopik. Peningkatan kondisi eksim ini menyebabkan iritasi kulit, bercak kulit yang kasar mulai muncul, dan ruam gatal.
Gula menekan sel darah putih dan menstimulasi peradangan, maka kemampuan tubuh untuk melawan agen pembawa infeksi akan menurun dan tubuh tidak mampu melawan dengan kuat, bahkan alergen yang ringan sekalipun.(Hdi)