logo-pmjnews.com

News

Kamis, 31 Maret 2022 14:50 WIB

Ada Potensi Awal Ramadan Berbeda, Kemenag: Kita Saling Menghormati

Editor: Hadi Ismanto

Penentuan Lokasi Ru’yatul Hilal Penentuan Awal Ramadhan.  (Foto: Dok Net)
Penentuan Lokasi Ru’yatul Hilal Penentuan Awal Ramadhan. (Foto: Dok Net)

PMJ NEWS - Kementerian Agama (Kemenag) meminta masyarakat menunggu hasil sidang isbat terkait penetapan awal Ramadan 1443 Hijriyah. Pernyataan ini disampaikan lantaran muncul kemungkinan adanya perbedaan.

"(Penentuan awal Ramadan 1443 H) kita tunggu hasil sidang isbat," ujar Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kemenag, Adib dalam keterangannya, Kamis (31/3/2022).

Adib menjelaskan, sidang Isbat awal Ramadan 1443 H akan digelar pada 1 April 2022. Sidang isbat akan digelar Kementerian Agama, sebagaimana amanah fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) No 2 Tahun 2004 tentang Penetapan Awal Ramadhan, Syawal, dan Zulhijah.

Sidang Isbat akan dihadiri oleh MUI, perwakilan ormas Islam, DPR, sejumlah duta besar negara sahabat, serta kementerian dan lembaga terkait. Kementerian Agama berperan sebagai fasilitator bagi para ulama, ahli, dan cendekiawan untuk bermusyawarah dan berdiskusi.

"Sidang Isbat selama ini menjadi sarana bertukar pandangan para ulama, cendekiawan, maupun para ahli terkait penetapan awal Ramadan, Syawal, dan Zulhijah. Hasil sidang isbat ini akan segera diinformasikan kepada masyarakat agar bisa dijadikan sebagai pedoman," tutur Adib.

Terkait kemungkinan adanya potensi perbedaan, Adib menyebut potensi itu bisa saja ada. Sebelumnya juga pernah terjadi perbedaan awal Ramadan, Syawal, dan Zulhijah.

Menurut dia, hal itu bisa terjadi karena adanya perbedaan metode penetapan. Ada yang menggunakan metode Hisab Wujudul Hilal, ada yang menggunakan Imkanur-Rukyat.

"Jika pun ada beda awal Ramadan, sudah semestinya kita mengedepankan sikap saling menghormati agar tidak mengurangi kekhusyukan dalam menjalani ibadah puasa," tegasnya.

BERITA TERKAIT